Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Asuransi

Manulife Bukukan Pendapatan Premi Rp8,9 Triliun

Foto : ISTIMEWA

PAPARAN BISNIS 2020 | President Director & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland (kiri) berbincang dengan Director & Chief Financial Officer Meylindawati di Jakarta, Senin (31/5). Pendapatan premi Manulife Indonesia pada 2020 tumbuh 6 persen menjadi 8,9 triliun rupiah dari tahun sebelumnya dengan RBC tercatat 943 persen atau lampaui ambang minimum 129 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pandemi Covid-19 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri asuransi jiwa di Tanah Air untuk mempertahankan performa bisnisnya. Karenanya, strategi dan inovasi dibutuhkan bagi pelaku industri asuransi jiwa menggenjot kinerja di tengah pemulihan ekonomi nasional.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia), Ryan Charland di Jakarta, Senin (31/5), mengatakan pihaknya bertekad memberikan pelayanan terbaik untuk para nasabahnya. Untuk itu, lanjutnya, mereka mencari strategi dan inovasi yang tepat agar bisa memberikan pelayanan optimal bagi para nasabah di tengah pandemi Covid-19.

Upaya tersebut membuat perseroan berhasil mencatat pertumbuhan bisnis meskipun di tengah pandemi Covid-19. Pada 2020, Manulife Indonesia membukukan pendapatan premi sebesar 8,9 triliun rupiah atau naik 6 persen dibanding tahun sebelumnya (yoy). Peningkatan premi ini didorong oleh kenaikan pendapatan premi lanjutan (renewal) produk individu dan unit link. Sedangkan, total premi lanjutan tumbuh 8 persen (yoy).

Di sisi lain, kenaikan premi baru pada 2020 tercatat sebesar 47 persen menadi 5,6 triliun rupiah dari 3,8 triliun rupiah pada 2019. Premi baru tersebut mencakup penjualan produk asuransi tradisional dan unit link.

Angka tersebut masih di atas total pertumbuhan industri secara nasional Indonesia. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan industri asuransi jiwa pada 2020 turun 8,6 persen 215 triliun rupiah dari 236 triliun rupiah pada 2019 sebagai akibat dampak pandemi Covid-19.

Ryan menjelaskan, pada akhir 2020 perseroan memiliki cadangan teknis sebesar 38,6 triliun rupiah. Selain itu, Modal Berbasis Risiko atau Risk Based Capital (RBC) pada akhir 2020 tercatat sebesar 943 persen atau jauh di atas batas minimum yang ditetapkan pemerintah, yakni 120 persen.

Sementara itu, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Afifa mengungkapkan, pada 2020, perusahaan mencatatkan pertumbuhan dana kelola sebesar 66,2 persen atau sebesar 49,4 triliun rupiah. Pencapaian ini menempatkan perseroan di pososi pertama sebagai perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan atau AUM reksa dana terbesar di Indonesia. Dia menambahkan pada akhir 2020, total dana kelolaan MAMI meningkat sebesar 30 persen menjadi 97,2 triliun rupiah.

Dana Pensiun

Sedangkan, performa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia tetap bertahan di posisi tertinggi untuk DPLK multinasional di Indonesia. Pada akhir 2020, aset DPLK yang dikelola perusahaan tercatat sebesar 21 triliun rupiah.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2021, investasi industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan sebesar 15,63 persen secara yoy menjadi 487,6 triliunrupiah. Angka itu lebih tinggi dibandingkan capaian pada periode sama tahun lalu yakni 421,30 triliun rupiah.

Terkait pandemi Covid-19, Ryan memaparkan, sejak awal pandemi, pihaknya dengan cepat mengubah model bisnis dan menyesuaikan diri dengan menerapkan layanan non face to face, di mana seluruh karyawan dan tenaga pemasar tetap memberikan layanan optimal kepada para nasabah dengan memaksimalkan penerapan teknologi.

Komitmen korporasi untuk terus berfokus pada kebutuhan nasabah juga terlihat dari perolehan total klaim yang dibayarkan sepanjang 2020 sebesar 5,5 triliun rupiah atau sebesar 15 miliar rupiah setiap harinya dan 631 juta rupiah setiap jam.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top