Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mantan Duta Besar AS: Putin "Rela Dihina" untuk Menghentikan Serangan Kelompok Wagner ke Moskow

Foto : Istimewa

Pemilik perusahaan militer Wagner Group, Yevgeny Prigozhin (kanan), diajak berfoto selfie dengan warga sipil Rostov-on-Don, Rusia, sebelum berangkat meninggalkan kota yang diduduki itu. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pasukan Wagner yang bergabung dalam pemberontakan tidak akan diadili.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Melihat rekam jejak Presiden Vladimir Putin, selama berkuasa dan nasib orang-orang yang dianggap berkhianat, tentu tampak kontras dengan "kepasrahan" pemimpin Rusia itu yang membiarkan pemimpin Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, pergi ke Belarusia setelah mengerahkan pasukannya menduduki kota Rostov.

Dilansir oleh Newsweek, mantan duta besar AS untuk Rusia, Michael McFaul, menyebutkan, alih-alih menumpas pemberontakan, Putin rela "menerima penghinaan" dan membiarkan mantan sekutunya itu menghilang, demi menghentikan pergerakan ribuan pasukan Wagner yang ingin menyerang Moskow

Masih segar dalam ingatan kalangan intelejen, Sergei Skripal, seorang kolonel dari Badan Intelijen Militer Rusia, GRU, dan putrinya berusia 33 tahun, Yulia, ditemukan sekarat tergeletak di sebuah bangku di luar pusat perbelanjaan di Salisbury, Inggris, 4 Maret 2018.

Skripal yang disebut kepolisian Inggris diracun, dituduh Kremlin berkhianat untuk kepentingan dinas intelijen Inggris sebelum ditahan otoritas Rusia pada 2004, dan dia mendapatkan perlindungan di Inggris setelah ditukar dengan mata-mata Rusia yang tertangkap di Austria.

Selama beberapa bulan terakhir, Yevgeny Prigozhin, telah mengkritik Putin, dan militer Rusia dan puncaknya pada Jumat (23/6), ia memimpin pemberontakan tentara bayaran dengan maju ke dalam Moskow. Tetapi langkah itu mereda dan ia menarik pasukannya kembali ke kamp setelah sekutu utama Putin, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, bernegosiasi untuk upaya de-eskalasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top