Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gempa Lombok - Kondisi Korban Gempa Masih Memprihatinkan

Malaria Meningkat 3 Kali Lipat di Dua Kabupaten

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penyakit malaria mulai melanda korban gempa di Lombok. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Sigit Priohutomo,

mengatakan hasil surveilans atau pengamatan penyakit sejak minggu 1 sampai dengan minggu ke-36 tahun 2018, terdapat dua kabupaten yang memenuhi kriteria kejadian luar biasa (KLB), yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur.


"Kedua kabupaten tersebut terjadi peningkatan kasus malaria terkonfirmasi lebih dari tiga kali lipat. Kami upayakan begitu ada kasus, kami lakukan mass blood survey (MBS), dari hasil survei itu ditemukan ada yang positif malaria," ungkap Sigit di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (17/9).


Sigit menjelaskan, status KLB telah ditetapkan oleh bupati Lombok Barat untuk Kecamatan Gunung Sari sejak 8 september 2018. Menurut Sigit, ada beberapa syarat penetapan KLB, seperti jumlah kasus meningkat dua kali lipat, ada bayi positif malaria, dan ada kematian yang diduga akibat malaria.


"Kami bisa nyatakan itu adalah KLB, tetapi sampai saat ini tidak ada korban meninggal dunia akibat malaria di Lombok," ungkapnya.


Sigit mengatakan penanganan kecamatan berstatus KLB dengan yang tidak KLB pada prinsipnya sama saja.


"Penanganannya sama, hanya saja yang KLB tentu lebih kami perhatikan. Kasus malaria ini kan salah satunya akibat bencana gempa kemarin. Masyarakat kesulitan mendapatkan air sehingga ada yang mencari ke tempat-tempat yang tidak sehat," ungkapnya.


Sementara itu, jumlah pengungsi gempa di Lombok Barat yang terjangkit malaria hingga Senin (17/8) sebanyak 137 warga. Mereka tersebar di tiga kecamatan di Lombok Barat, yakni Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Batu Layar, dan Kecamatan Lingsar.


Banyak Masalah


Hingga saat ini, korban gempa lombok masih dalam kondisi memprihatinkan. Mereka masih tinggal di tenda-tenda darurat, sementara itu hunian sementara belum ada.


"Bulan Oktober nanti sudah mulai hujan. Dengan kondisi pengungsian seperti sekarang ini saja sudah banyak masalah. Para pengungsi mestinya bisa tinggal di hunian yang sedikit lebih layak," ujar seorang relawan, Fitri Rachmawati, di Ampenan, NTB.


Masalah pun mendera para perempuan yang tinggal di pengungsian. Ini karena tenda darurat yang didiami lebih dari satu keluarga.

"Banyak ibu-ibu dan remaja putri yang terkena gatal-gatal di area vital mereka karena tidak berani mengganti pakaian dalam," kata Isdiana Putri, relawan dari YDWS Mataram.


Mereka, kata Isdiana, tak mengganti pakaian dalam bukan karena tak ada, melainkan karena takut menggantinya sebab tak ada tempat khusus. "Sering hal tersebut dijadikan kesempatan oleh para laki-laki nakal," kata Isdiana.


Dengan kondisi seperti itu, relawan mendesak pemerintah segera mempercepat penyelesaian pembangunan hunian sementara atau huntara bagi para pengungsi gempa Lombok tersebut. eko/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top