Selasa, 17 Des 2024, 00:10 WIB

Makin Mendunia, UI Adakan Program Kolaborasi Akademik Internasional dengan Belanda

Internasionalisasi yang Dilakukan UI Melalui Partisipasi dalam Pameran dan Kolaborasi dengan Mitra Berskala Internasional.

Foto: ANTARA/Humas UI

Jakarta - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menyelenggarakan program kolaborasi akademik internasional dengan tiga universitas dari Belanda, yaitu Leiden, TU Delft dan Erasmus (LDE).

Menurut keterangan tertulis FISIP UI yang diterima di Jakarta, Senin, program tersebut diikuti oleh 29 mahasiswa jenjang sarjana dari beragam disiplin di universitas LDE dan 9 mahasiswa dari Universitas Indonesia (FISIP dan FMIPA).

Program tersebut memiliki tema “Future Challenges Lab: Co-Creating Sustainable Practices in and beyond the Indonesian City” atau disingkat dengan “The Joint Minor Program”.

Program tersebut dilaksanakan selama satu semester dan dimulai pada 1 September 2024 dalam sebuah proses pembelajaran yang dinamis dan interaktif yang dikelola bersama oleh Kantor Internasional Fakultas FISIP UI dan tim program dari kantor KITLV-Leiden Indonesia.

Beragam isu terkait berbagai macam tantangan global dalam pembangunan kawasan urban kontemporer; lingkungan hidup, perubahan iklim, keragaman budaya, digitalisasi dan pemuda, dikaji oleh para mahasiswa melalui perspektif multidisiplin dengan pendekatan metodologi sains sosial.

Para mahasiswa juga melaksanakan studi lapangan yang dilakukan dengan berbagai metode pencarian data kualitatif, seperti wawancara, observasi dan survei untuk bahan kajian.

Pihak FISIP UI juga menyebutkan bahwa sejumlah dosen FISIP UI dan LDE terlibat dalam berbagai kegiatan pembelajaran, seperti kuliah umum, diskusi kelas, dinamika kelompok kecil, penyusunan proposal serta pendampingan riset lapangan ke sejumlah lokasi di Depok, Jakarta dan Bekasi.

Direktur KITLV-Leiden Indonesia Marrik Bellen menyatakan kegembiraannya dengan terselenggaranya "The Joint Minor Program" tersebut.

“Mereka (mahasiswa) telah membuat program ini sangat berarti. Mereka juga memiliki pengalaman yang sangat berdampak, menjalin persahabatan baru dan berkontribusi dalam mengatasi tantangan global untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik,” kata Bellen.

Senada dengan Bellen, Wakil Dekan FISIP UI Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan Nurul Isnaeni mengatakan program tersebut merupakan ruang belajar yang menarik dan bermakna.

“Dengan pendekatan sains sosial yang bersifat multidisiplin, … dapat mengeksplorasi dan mendialogkan dengan bebas pemikiran, pendapat dan gagasan mereka dengan berbagai elemen masyarakat luas, dari akademisi, penggiat masyarakat sipil, pengambil kebijakan tingkat kota hingga warga komunitas lokal,” ujar Nurul.

Menurutnya, hal itu sangat penting untuk memperkaya perspektif mahasiswa, memperkuat kapasitas kognitif mereka sekaligus mengasah keterampilan komunikasi lintas budaya dan empati sosial mereka dalam menghadapi dunia yang terus berubah dengan cepat dan semakin kompleks.

FISIP UI menyebutkan bahwa para mahasiswa yang berpartisipasi dalam program tersebut menampilkan hasil kajian riset lapangan pada 13 Desember 2024.

Berbagai topik menarik yang aktual dijelaskan secara akademis dan memberikan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan.

Topik-topik itu adalah Waste Management Challenges in Jakarta, Green Islam in Indonesia, Plastic Crisis in Jakarta, The Interfaith Harmony in Kampung Sawah Bekasi, Negotiating New Heritage in Depok Lama, Youth Policy Issues in Pondok China.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: