Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mahfud MD: Gesekan di Wadas Antar Warga yang Pro dan Kontra Proyek Bendungan, Bukan Antara Warga dan Polisi

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menegaskan bahwa Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dalam kondisi aman dan damai.

Menurut Menko Polhukam, segala informasi dan pemberitaan yang menggambarkan bahwa situasi di Wadas mencekam, sama sekali tidak benar (hoaks).

"Semua informasi yang menggambarkan seolah-olah terjadi suasana mencekam Senin (7/2/2022) lalu, itu sama sekali tidak terjadi. Sebagaimana yang digambarkan terutama di media sosial (medsos), karena Desa wadas dalam keadaan tenang, damai, terutama saat ini," kata Menko Polhukam saat konferensi pers menyampaikan perkembangan situasi Desa Wadas, di Jakarta, secara daring Rabu (9/2) dikutip dari Info Publik.

Mahfud menambahkan, bahwa pada proses pengamanan Senin (7/2), memang sempat terjadi gesekan di lapangan. Tetapi, gesekan itu hanya dampak dari kerumunan warga masyarakat sendiri yang terlibat pro kontra atas rencana pembangunan Waduk, dan Polri hanya melakukan langkah-langkah pengamanan di dalam gesekan antarwarga itu.

Mahfud kembali menegaskan, kegiatan pengukuran tanah oleh petugas Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jawa Tengah, akan tetap dilanjutkan dengan pendampingan pengamanan yang terukur melalui pendekatan yang persuasif dan dialogis.

"Seluruh tahapan, kegiatan rencana penambangan selama ini sudah dikoordinasikan dan menyertakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yang saya peroleh keterangan Komnas HAM, memang terjadi saling intimidasi di masyarakat sendiri yang melibatkan dua kelompok warga yang pro dan kontra," tegasnya lagi.

Mahfud menilai, sekarang ini banyak media sosial yang seakan-akan ada orang diangkut dari rumahnya, hal itu sudah dicek dan tidak ada.

Kenapa seperti itu ada, Mahfud menuturkan karena ada yang ribut dilapangan ketika akan diamankan warga lari ke rumah penduduk, sehingga diangkut oleh pihak keamanan bukan dipaksa pergi dari rumahnya.

"Bahwa kerumunan itu terjadi mungkin saja terpaksa ada tindakan-tindakan yang tegas itu tidak bisa dihindarkan, dan tidak ada letusan senjata dan tidak satupun orang menjadi korban. Silahkan cek ke kantor polisi, Desa Wadas, rumah sakit," tuturnya.

Menko Polhukam mengingatkan kepada masyarakat yang suka memframing video-video seperti drama itu, agar menyadari bahwa Polri hingga Badan Intelijen Negara (BIN) memiliki alat untuk tahu bahwa itu adalah framing buatan.


Redaktur : Eko S
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top