Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mahasiswa UB Latih Petani Mengolah Limbah Menjadi Pupuk Kompos

Foto : ANTARA/Abd. Aziz

Mahasiswa Universitas Brawijaya mempraktikkan proses pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Kegiatan ini digelar di rumah Ketua Kelompok Tani Untung Abadi di Dusun Daporah, Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan pada Senin (10/7).

A   A   A   Pengaturan Font

"Selain memang menjadi program kami, pelatihan ini penting digelar, karena sangat dibutuhkan. Apalagi hampir semua petani di sini memelihara sapi."

PAMEKASAN -- Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Brawijaya (UB) Malang melatih petani di Desa Gagah, Pamekasan, Jawa Timur, mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos.

"Selain memang menjadi program kami, pelatihan ini penting digelar, karena sangat dibutuhkan. Apalagi hampir semua petani di sini memelihara sapi," kata koordinator kegiatan itu Bethree Crystala Fortuna Sutrisno di Pamekasan, Rabu.

Pelatihan mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos ini, kata dia, bekerja sama dengan Kelompok Tani Untung Abadi dan penyuluh pertanian dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perkebunan Pemkab Pamekasan.

Dua mahasiswa dari Fakultas Pertanian UB, yakni Kamiliya Andini dan Erwin Budi menjadi pemateri dalam kegiatan itu.

Kedua mahasiswa ini memulai pelatihan dengan menjelaskan alat-alat dan bahan-bahan yang perlu dipersiapkan dalam memproses pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos tersebut, seperti alat kotoran sapi, tempat penampungan, dan obat yang diperlukan. Selanjutnya, peserta diajari secara langsung mempraktikkan materi yang disampaikan.

"Jadi, selain untuk mengolah limbah kotoran menjadi sesuatu yang bermanfaat, melalui pembuatan pupuk kompos ini, keuntungannya juga bisa menekan biaya produksi pertanian. Sebab jika kita bisa memproduksi pupuk sendiri, biayanya akan lebih murah dibanding membeli pupuk pasaran," kata Andini.

Melalui pelatihan ini, mahasiswa ingin petani di Desa Gagah, Kecamatan Kadur itu bisa mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kimia.

Selain memberikan pelatihan teknik membuat pupuk kompos, mahasiswa juga memaparkan tentang teknik mengukur suhu dan keasaman tanah.

Ketua Kelompok Tani Desa Gagah Untung Abadi Misnadi mengaku senang dengan kehadiran mahasiswa dari Universitas Brawijaya itu.

"Ilmu dan wawasan baru di bidang pertanian memang sangat dibutuhkan, terutama terkait pemanfaatan potensi yang ada di sekitar desa ini, termasuk dalam upaya menekan biaya produksi pertanian dan meningkatkan hasil panen," katanya.

Desa Gagah merupakan satu dari enam desa di Kabupaten Pamekasan yang menjadi sasaran kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang diberi nama Mahasiswa Membangun Desa (MMD).

Desa yang berpenduduk sebanyak 994 jiwa ini terdiri dari lima dusun, yakni Dusun Daporah, Madurasa, Gunung Malang, Balang, dan Dusun Gagah yang mayoritas warganya bekerja sebagai petani.

MMD menyasar seribu desa di Jawa Timur dengan jumlah total mahasiswa yang mengikuti program ini sebanyak 14 ribu orang.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Sujar

Komentar

Komentar
()

Top