Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Magis Pirolisis UNNES Olah Limbah Organik Jadi Sumber Energi Terbarukan

Foto : Muhamad Ma'rup

Guru Besar Teknik Kimia, Fakultas Teknik UNNES, Dewi Selvia Fardhyanti dalam siaran UNNES TV yang diakses Senin (15/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia memiliki potensi energi yang luar biasa dan beragam. Sumber energi yang dimiliki Indonesia bukan hanya berasal dari fosil, tetapi juga berasal dari bahan organik atau bioenergi seperti hewan, tumbuhan, bahkan limbah organik sekalipun.

Potensi sumber energi yang begitu besar itu sejauh ini masih belum tergarap secara maksimal. Universitas Negeri Semarang (UNNES) kini menjadi yang terdepan dalam pengolahan limbah organik sebagai sumber energi terbarukan.

Guru Besar Teknik Kimia, Fakultas Teknik UNNES, Dewi Selvia Fardhyanti mengatakan potensi bioenergi Indonesia sangat besar, tapi belum termanfaatkan secara optimal. Indonesia punya potensi biomassa sebesar 400 gigawatt dengan potensi biomassa sebanyak 40 gigawatt. Hanya saja yang baru dimanfaatkan baru 300 Megawatt saja.

Dia mengatakan, untuk limbah organik seperti hasil pertanian dan rumah tangga pengolahannya belum optimal. Selain dibuang begitu saja, masih saja ada yang membakar limbah organik sehingga dapat merusak lingkungan.

"Selama ini biomassa limbah organik seperti kayu, daun, sekam padi umumnya ditumpuk dibakar. Padahal pembakaran mengotori udara dengan CO2. Alangkah baiknya kita pakai menjadi produk lain sehingga waste to product dari limbah menjadi produk yang punya nilai tambah," ujar Dewi dalam siaran UNNES TV yang diakses Senin (15/5).

Dewi mengatakan, dirinya menggeluti riset berkaitan dengan pengolahan limbah organik yaitu Pirolisis. Pirolisis sendiri merupakan teknologi konversi termal. Melalui proses tersebut limbah organik dipanaskan melalui reaktor tertutup seperti bejana atau tangki sampai menghasilkan uap. Uap dikondensasi dan didinginkan sampai menjadi cairan atau bio-oil.

Dia menambahkan, bio-oil yang dihasilkan masih berupa raw material atau bahan mentah dengan kandungan yang cukup kompleks. Butuh pengolahan lebih lanjut agar bisa jadi bahan bakar biofuel tanpa merusak mesin.

"Ini jadi bahan bakar alternatif dari bahan bakar fosil yang kita pakai. Bahan bakar fosil ini kan lama-lama menipis," terangnya.

Dewi menjelaskan, limbah organik yang dipakai bisa berbagai macam seperti cangkang kopi, sekam padi, jagung, kulit pisang, kelapa, serbuk kayu, limbah tebu, dan lain sebagainya. Setiap bahan baku menghasilkan jumlah bio-oil berbeda sekitar lebih dari 50 persen.

Dia menerangkan, hasil dari bio-oil Pirolisis sudah bisa digunakan untuk pembakaran biasa atau bahkan industri kosmetik dan disinfektan dengan tahapan lanjutan. Di sisi lain, sisa pembakaran juga bisa jadi biochar atau arang.

"Bisa untuk penggunaan sehari-hari untuk pembakaran, tapi yang bisa langsung digunakan untuk pembakaran di industri. Biasa pakai batu bara, solar, bisa digantikan dengan ini," katanya.

Kolaborasi Mahasiswa

Ketua Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UNNES ini mengungkapkan, dalam melakukan riset Pirolisis, dia selalu mengerjakannya dalam tim bersama para mahasiswa baik untuk tugas akhir maupun skripsi. Hal tersebut membuat riset terkait Pirolisis tetap berkelanjutan.

Di sisi lain, kata Dewi, mahasiswa juga terbantu melalui tukar informasi dan ilmu dengan dosen. Mahasiswa juga bisa mendapat pendanaan, sehingga bisa fokus dalam melakukan riset. "Untuk teknik kimia kendala biaya bahan. Bahan kimia itu mahal sekali. ada juga yang karena impor akhirnya harga melambung. Dengan ikut proyek dosen sangat terbantukan. Kita mendapat penelitian berkelanjutan, mahasiswa dapat ilmu, kita membantu mereka dalam tugas akhir," terangnya.

Dewi menyebut, Jurusan Teknik Kimia UNNES memiliki kekhasan dengan fokus dalam pengolahan bahan alam Indonesia, termasuk dalam riset para dosen. Harapannya bahan alam dapat diaplikasikan menjadi suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak.

"Itu fokus penelitian dosen-dosen kita. Mahasiswa teknik kimia sangat tertarik penelitian dosen dan segala yang berhubungan bahan alam," tandasnya. (ruf)


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top