Luckin Coffee Terancam Bangkrut setelah Kasus Pemalsuan Penjualan
Seorang wanita berjalan melewati kedai Kopi Luckin di Beijing
Luckin Coffee pertama kali didirikan di Tiongkok pada Juni 2017 silam. Luckin memosisikan dirinya sebagai pesaing Starbucks, sebab mampu membuka ribuan toko dalam dua tahun pertama sejak beroperasi.
Kesuksesan itu sampai ke AS. Luckin Coffee kemudian mengajukan IPO di bursa saham AS pada April 2019 lalu. Saat itu, perusahaan itu memiliki 2.370 toko dan diperkirakan akan membuka 2.500 lagi dalam tahun yang sama. Sedangkan Starbucks memiliki sekitar 4.000 toko di Tiongkok.
Antara April 2019 dan Januari 2020, Luckin diduga memalsukan sejumlah transaksi ritel hingga lebih dari 300 juta dollar, menurut Regulator Sekuritas dan Bursa Saham AS (SEC).
Perusahaan membuat transaksi palsu dengan tiga skema pembelian berbeda. Karyawan mencoba menyembunyikan penjualan tersebut dengan menambahkan 190 juta dollar AS dalam pengeluaran mereka, membuat database operasi palsu, dan memalsukan catatan akuntansi mereka.
SEC juga menuding Luckin Coffee menipu investor. Luckin pun dibebani denda hingga 180 juta dollar AS. Regulator keuangan Tiongkok juga mendenda Luckin dan 44 perusahaan lain dengan total sekitar sembilan juta dollar AS karena memalsukan catatan keuangan dan menyesatkan publik.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya