Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transaksi Ekonomi

Luckin Coffee Terancam Bangkrut setelah Kasus Pemalsuan Penjualan

Foto : WANG ZHAO / AFP

Seorang wanita berjalan melewati kedai Kopi Luckin di Beijing

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Pesaing Starbucks asal Tiongkok,Luckin Coffee, mengajukan perlindungan atas ancaman bangkrut ke otoritas berwenang di New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (5/2) waktu setempat.

Keputusan itu diambil setelah kurang dari setahun perusahaan mengakui telah melakukan pemalsuan pada penjualannya dan harus membayar denda atas perbuatan tersebut hingga 180 juta dollar AS.

Akan tetapi, jaringan kafe itu memastikan bahwa denda itu tidak akan mengganggu operasional usahanya.

"Luckin akan terus memenuhi kewajiban perdagangan dalam kegiatan bisnis biasa, termasuk membayar pemasok, vendor, dan karyawan," menurut rilis berita Luckin Coffee dikutip dari Businessinsider, Sabtu (6/2).

Dalam pengajuan perlindungan dari ancaman bangkrut itu, Luckin Coffee mengaku sedang bernegosiasi dengan para pemangku kepentingan untuk mencoba merestrukturisasi bisnisnya. Negosiasi tersebut akan dikoordinasikan antara Pengadilan Kepailitan AS dan pengadilan di Kepulauan Cayman, tempat likuidator perusahaan berada.

Luckin Coffee pertama kali didirikan di Tiongkok pada Juni 2017 silam. Luckin memosisikan dirinya sebagai pesaing Starbucks, sebab mampu membuka ribuan toko dalam dua tahun pertama sejak beroperasi.

Kesuksesan itu sampai ke AS. Luckin Coffee kemudian mengajukan IPO di bursa saham AS pada April 2019 lalu. Saat itu, perusahaan itu memiliki 2.370 toko dan diperkirakan akan membuka 2.500 lagi dalam tahun yang sama. Sedangkan Starbucks memiliki sekitar 4.000 toko di Tiongkok.

Antara April 2019 dan Januari 2020, Luckin diduga memalsukan sejumlah transaksi ritel hingga lebih dari 300 juta dollar, menurut Regulator Sekuritas dan Bursa Saham AS (SEC).

Perusahaan membuat transaksi palsu dengan tiga skema pembelian berbeda. Karyawan mencoba menyembunyikan penjualan tersebut dengan menambahkan 190 juta dollar AS dalam pengeluaran mereka, membuat database operasi palsu, dan memalsukan catatan akuntansi mereka.

SEC juga menuding Luckin Coffee menipu investor. Luckin pun dibebani denda hingga 180 juta dollar AS. Regulator keuangan Tiongkok juga mendenda Luckin dan 44 perusahaan lain dengan total sekitar sembilan juta dollar AS karena memalsukan catatan keuangan dan menyesatkan publik.

Saham perusahaan itu akhirnya dihapus dari bursa Nasdaq pada musim panas lalu.

SEC mengatakan pada bulan Desember bahwa denda 180 juta dollar AS perusahaan dapat dikurangi berdasarkan jumlah yang dibayarkan kepada pemegang saham AS selama pengajuan kebangkrutan. Pemerintah Tiongkok pun harus menyetujui pembayaran kepada pemegang saham AS.

"Penyelesaian dengan Luckin dirancang untuk membantu memastikan bahwa investor yang dirugikan memiliki kesempatan terbaik yang tersedia untuk menerima bantuan," kata Carolyn M. Welshhans, direktur asosiasi Divisi Penegakan SEC, dalam sebuah pernyataan.

Kopi Luckin masih populer di Tiongkok. Di kuartal III-2020 lalu, penjualan Luckin masih tercatat tumbuh hingga 35,8 persen dari sebelumnya. "Luckin Coffee tetap fokus pada pertumbuhan bisnis kopi intinya dan berkomitmen pada target pertumbuhan jangka panjangnya," ujar CEO Luckin Coffee, Jinyi Guo, dalam sebuah rilis.

n SB/ Businessinsider/P-4

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top