Lonjakan Harga Energi dan Pangan Bisa Memicu Kerusuhan
AKSI DAMAI HENTIKAN PERANG RUSSIA-UKRAINA I Pengunjuk rasa yang tergabung dalam “Aliansi Masyarakat Cinta Damai” melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Russia di Jakarta, Kamis (10/3). Dalam aksi tersebut mereka menyerukan untuk menghentikan perang antara Russia dan Ukraina serta mewujudkan perdamaian.
WASHINGTON DC - Lonjakan harga-harga energi dan pangan yang dipicu oleh invasi Russia ke Ukraina dapat memperburuk masalah keamanan pangan yang ada di Timur Tengah dan Afrika, serta dapat memicu meningkatnya kerusuhan sosial.
Kepala Ekonom Bank Dunia, Carmen Reinhart, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, mengatakan Jerman akan menjadi tuan rumah pertemuan virtual para menteri pertanian kelompok tujuh negara-negara maju (G7), pada Jumat (11/3), untuk membahas dampak invasi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang stabilitas pasar pangan.
"Akan ada konsekuensi penting bagi Timur Tengah, Afrika, Afrika Utara, dan Afrika sub-Sahara khususnya, yang telah mengalami kerawanan pangan," kata Reinhart.
"Saya tidak ingin menjadi melodramatis, tetapi tidak terlalu jauh bahwa kerawanan pangan dan kerusuhan adalah bagian dari cerita di balik Musim Semi Arab," katanya.
Musim Semi Arab mengacu pada protes dan pemberontakan prodemokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2010, dimulai di Tunisia dan menyebar ke lima negara lain yaitu Libia, Mesir, Yaman, Suriah, dan Bahrain.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya