Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gernas BBI

LKPP Kawal Pemda Belanja Produk Lokal

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP) berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengawal gerakan penggunaan produk lokal minimal 40 persen belanja pengadaan di daerah, sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Abdullah Azwar Anas, mengatakan pengawalan itu salah satunya yakni dengan mewajibkan 40 persen alokasi belanja produk lokal di rancangan APBD.

"Sesuai arahan Pak Mendagri, kewajiban 40 persen alokasi belanja untuk produk lokal akan dikawal. Salah satunya melalui review rancangan APBD. Jika dalam rancangan tidak menyertakan rencana pembelian produk lokal 40 persen, rancangan APBD tidak akan disetujui Kemendagri," kata Anas dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/7).

Mantan Bupati Banyuwangi itu menekankan kewajiban minimal 40 persen untuk produk lokal diharapkan dapat menjadi instrumen untuk menggerakkan perekonomian di daerah. Sebab, dengan belanja produk lokal maka pelaku usaha lokal utamanya usaha mikro, kecil dan koperasi (UMK-koperasi) dapat naik kelas dan memiliki daya saing tinggi.

Baca Juga :
Kerja Sama Perbankan

Untuk itu, LKPP juga mendorong pemerintah daerah segera mengembangkan Katalog Lokal agar bisa memfasilitasi pelaku UMK-koperasi berjualan ke pemerintah.

Pengecekan Berkala

Anas mengatakan hingga saat ini, sudah ada 338 pemerintah daerah yang sudah melakukan penayangan produk dalam Katalog Lokal dari total 542 pemda yang belum memiliki Katalog Lokal. "Namun, setelah produk tayang, jangan lupa dibeli. Jangan hanya jadi etalase saja. Presiden sudah mewanti-wanti akan melakukan pengecekan secara berkala," pesannya.

Selain itu, LKPP juga berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan integrasi data antara Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) dengan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) yang dimiliki oleh Kemenkeu untuk mengoptimalkan sistem belanja pemerintah.

Program ini rencananya akan diuji coba awal Agustus setelah lebih dari 10 tahun kedua aplikasi ini berdiri sendiri secara terpisah.

Pada 2022, potensi pembelian produk dalam negeri sebesar 1.062,2 triliun rupiah dengan alokasi belanja untuk UMK-Koperasi mencapai 424,88 triliun rupiah atau 40 persen dari potensi pembelian.

Melalui target dari kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional nasional sebesar 1,7 sampai 2 persen dengan jumlah lapangan kerja baru yang tercipta sebanyak dua juta pekerjaan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top