Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Literasi Digital Jauhkan Hoaks

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Tidak dapat dimungkiri, kehadiran era digital telah menggerus karakter good and smart. Kemajuan fitur aplikasi dalam TIK dan gaya komunikasi baru yang relatif lebih mudah melalui medsos, membuat seseorang terbiasa menjalani hidup serba-instan. Hanya bermodal kuota internet dan smartphone, orang bisa berselancar di dunia maya, menjelajahi beragam berita.

Di satu sisi, itu merupakan capaian besar dalam kehidupan manusia. Di sisi lain, disrupsi informasi harus dihadapi dan memaksa mereka terjebak dengan narasi hoaks yang berpotensi memicu perpecahan. Mudah percaya pada informasi akan menjerumuskan pengguna internet pada jurang kehancuran.

Gelombang hoaks karena rendahnya tingkat literasi berita pengguna media sosial. Mereka merupakan salah kelompok masyarakat yang berkembang tanpa melewati tahapan literasi. Menurut Fisher (1993), literasi merupakan kegiatan membaca, berpikir, dan menulis. Masyarakat yang tingkat literasinya rendah tempat perkembangan berita-berita hoax.

Penelitian The World's Most Literate Nations (WMLN) tentang tingkat literasi dunia 2016 menempatkan Indonesia pada urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Indonesia berada satu tingkat di atas Botswana, negara kecil di Benua Afrika berpenduduk 2,1 juta jiwa.

Meskipun tingkat literasi rendah, masyarakat Indonesia tergolong cerewet di medsos. Semua dikomentari, terlepas paham atau tidak atas duduk perkara sebuah permasalahan. Tak heran, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) pada tahun 2017 menemukan 17,2 persen dari 1.116 responden menerima berita hoaks lebih dari sekali sehari.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top