Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Listrik Mati, PLN Cuma Minta Maaf

A   A   A   Pengaturan Font

Pertanyaan kemudian menyudut ke PLN. Sebab, selama ini PLN mengaku berhasil meningkatkan kapasitas dan pelayanan, tapi pada kenyataannya tak mampu dengan cepat mengendalikan gangguan pada sisi transmisi SUTET 500 KV Ungaran dan Pemalang. Lebih dari itu, PLN juga merasa paling hebat sehingga tak perlu tambahan dari energi baru terbarukan atau peran swasta.

Seharusnya bukan hanya menambah kapasitas pembangkit, tetapi juga harus meningkatkan keandalan pembangkit PT PLN, dan infrastruktur pendukung lainnya, seperti transmisi, gardu induk, gardu distribusi, dan lain lain. Sebab, padamnya listrik, apalagi di Jabodetabek, bukan hanya merugikan konsumen residensial saja, tetapi juga sektor pelaku usaha. Dan hal ini bisa menjadi sinyal buruk bagi daya tarik investasi di Jakarta dan bahkan Indonesia. Kalau di Jakarta saja seperti ini, bagaimana di luar Jakarta, dan atau di luar Pulau Jawa.

Itulah sebab, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia yang mewakili masyarakat meminta manajemen PT PLN untuk menjelaskan pada publik apa penyebab gangguan pembangkit. Apakah ada unsur kesengajaan atau faktor teknis? Kenapa litrik padam hingga berjam-jam? Apakah pemadaman litrik di hari Minggu ini sebagai ucapan selamat datang kepada Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN yang baru?

Terpenting, PLN harus memberikan kompensasi pada konsumen, bukan hanya berdasar regulasi teknis yang ada, tetapi berdasar kerugian riil yang dialami konsumen akibat pemadaman. Sebab, selama ini PLN dengan mudah dan sangar menghentikan langganan apabila konsumen telat bayar. PLN juga dengan mudahnya menaikkan tarif dan memilah-milah golongan pelanggan sekehendaknya.

PLN seharusnya tak cukup minta maaf semata. Harus ada pihak yang diberikan sanksi atas terjadinya pemdamam listrik sepihak ini. Sekaranglah saatnya, PLN berpihak kepada masyarakat.

Komentar

Komentar
()

Top