Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lenyapnya Maskot Angkutan Ibu Kota

Foto : KORAN JAKARTA/peri irawan
A   A   A   Pengaturan Font

"Kan sudah dilarang sama pemerintah. Makanya, semua pengemudi menggantinya dengan bajaj biru. Kalau yang merah ini, sudah kayak sampah. Nggak ada guna lagi," ujar Neneng (50 tahun), pedagang Nasi Rames yang memanfaatkan badan bajaj untuk jualannya, di Petogogan, Jakarta Selatan, Senin (10/7).

Diakuinya, pemilik bajaj merah itu sengaja memarkirkan bangkai bajaj di pinggir jalan karena dilarang beroperasi. Hanya saja, bajaj yang sudah rusak parah itu dimanfaatkannya untuk berjualan. Dia mengaku tidak mengetahui, kenapa bangkai bajaj itu dionggokkan begitu saja.

"Ya kalau dijual juga, sudah tidak laku mungkin. Sudah rongsok begini. Tapi sayang juga kalau sampai punah, ini kan jadi ciri khas Jakarta," katanya.

Dulu, kawasan ini dipenuhi bajaj merah. Bengkel-bengkel kendaraan pun seringkali disesakinya. Hanya saja, bajaj merah telah berganti biru. Bengkel pun tak lagi ramai karena kehilangan pelanggannya.

Diakui Anshori, 65 tahun, pengemudi bajaj biru, servis atau pemeliharaan bajaj biru tak seribet bajaj merah. Namun, servis itu harus dilakukan oleh bengkel resmi karena belum banyak bengkel yang bisa menyervis mesin dengan bahan bakar gas. Sedangkan saat dirinya masih mengemudi bajaj merah, servis mesin pun masih bisa dilakukan sendiri.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top