Lemhannas Dorong Budaya Politik Masyarakat
Plt. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono memberi sambutan dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII yang digelar oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Jakarta, Rabu (2/10).
Foto: ANTARA/Putu Indah SavitriJAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mengoptimalkan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan budaya politik di Indonesia melalui Seminar Nasional Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII.
"Saya berharap seluruh peserta aktif dan berpikir kreatif agar dapat memberikan gagasan reflektif tentang kondisi terkini," ujar Plt. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Eko Margiyono ketika memberi sambutan dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII yang digelar oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Jakarta, Rabu (2/10).
Letjen TNI Eko mengatakan bahwa seminar tersebut akan membuahkan naskah yang akan diberikan kepada pembuat kebijakan. Naskah seminar itu merupakan cerminan produk rekomendasi kebijakan publik yang telah melalui proses konsultasi publik.
Dengan mengajak masyarakat untuk bersikap aktif dan kritis melalui kegiatan serupa, dia meyakini dapat meningkatkan budaya politik di Indonesia menjadi partisipan.
Adapun yang dimaksud dengan budaya politik partisipan adalah budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat tidak hanya sadar akan hak dan kewajiban politik mereka, tetapi aktif terlibat dalam proses politik.
Eko menyayangkan fenomena yang selalu muncul selama penyelenggaraan pemilihan di Indonesia seperti isu politik uang, dinasti politik, hingga maraknya disinformasi isu-isu. "Hal itu membuktikan bahwa dukungan masyarakat untuk peningkatan budaya politik dalam demokrasi masih rendah," ucap Eko.
Kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan budaya politiknya, lanjut Eko, akan mengalami benturan bila masyarakat bersifat pragmatis dan berperilaku serbainstan.
Eko menilai perilaku tersebut akan memengaruhi perilaku politik, baik di tingkat elite maupun masyarakat. "Lahirnya pemimpin yang berintegritas sulit diwujudkan jika pragmatisme politik terus dibiarkan," kata Eko.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
Berita Terkini
- Memalukan Tawuran Antarwarga di Jaktim Ini, Polisi Tangkap 18 Orang Pelaku
- Yang Mau Jalan-jalan Simak Prakiraan BMKG Ini, Jakarta Diprediksi Hujan Ringan Pada Sabtu Sore
- Mabes Polri Asistensi Penyelidikan Kasus Polisi Tembak Polisi
- Ini Hasil Undian UEFA Nations League: Belanda vs Spanyol, Italia vs Jerman
- Masyarakat Perlu Dilibatkan Cegah Gangguan Mental Korban Judol