Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 09 Mar 2023, 06:25 WIB

Lebih dari 300 Tahun Algeria Dikuasai Romawi

Foto: Istimewa

Kekuasaan Romawi atas Aljazair atau Algeria berlangsung sangat lama. Setelah mengalahkan Raja Jugurtha dari Numidia pada 106 Masehi (M), Romawi mendapatkan kendali atas Aljazair, khususnya wilayah Tell Atlas dan bagian dari dataran tinggi Haut. Peradaban Romawi di Aljazair mulai terkikis pada abad ke-5 oleh serangan Numidian pada abad 430-431 M.

Peninggalan bangunan sejarah Romawi lama tidak terurus. Baru pada masa penjajahan Prancis di Aljazair antara 1830 hingga 1962 dilakukan pemulihan peninggalan Romawi secara ekstensif. Sejak itu beberapa situs arkeologi penting dipelihara dengan baik sampai saat ini.

Situs Tipasa atau Tipaza merupakan salah satu peninggalan era Romawi di Aljazair. Situs yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO terletak sekitar 70 kilometer berada di barat pantai Mediterania. Dahulu tempat ini adalah pos perdagangan Fenisia dan Punisia di jalur laut antara Kartago dan Pilar Herkules (Selat Gibraltar). Sayangnya hanya jejak nekropolis abad ke-6 sebelum masehi (SM) yang tersisa dari periode kehadirannya.

Dalam sejarahnya Tipasa ditaklukkan oleh Roma pada abad ke-1 M. Tempat ini memiliki status kota di bawah Kaisar Claudius (memerintah 41-54 M). Pada masa Kaisar Hadrian atau Antoninus Pius (memerintah 138-161 M) tempat ini menjadi koloni.

Abad ke-2 dan ke-3 M adalah periode kemakmuran besar bagi Tipasa ketika sebuahenceinte(tembok pembatas) yang luas dibangun. Seperti kota pesisir lainnya, Tipasa memeluk agama Kristen pada paruh pertama abad ke-4 M. Basilika Kristen dibangun di tempat itu.

Situs utama Tipasa sekarang menjadi taman arkeologi berhutan dengan sisa-sisa yang membentang lebih dari 70 hektare. Pintu masuk mengarah ke amfiteater, di luarnya ada jalan menuju jantung kota kuno, di mana dua jalan utama telah beraspal.

Rumah-rumah berdiri di sepanjang garis pantai, termasuk yang disebutVilla of Frescoes, sebuah rumah seluas 1.000 meter persegi yang dibangun pada pertengahan abad ke-2 M. Kamar-kamar terbuka keperistylesdan terkadang didekorasi dengan mozaik dan lukisan dinding.

Mengikuti pantai ke barat, kompleks keagamaan yang dikembangkan oleh orang Kristen mencakup dua basilika, makam, dan pemandian. Basilika agung dengan tujuh bagian tengah adalah bangunan Kristen terbesar di Afrika utara ketika diselesaikan pada abad ke-4 M.

Pedalaman adalah teater dan air mancur setengah lingkaran yang monumental didecumanus. Museum kecil di luar taman menampilkan berbagai prasasti penguburan Punisia dan Kristen serta mozaik yang menggambarkan keluarga tawanan berjongkok dengan tangan terikat.

Peninggalan lain adalah Mausoleum Kerajaan Mauretania. Letaknya di dekat Tipaza dibangun pada tahun 3 SM oleh Juba II dari Numidia dan istrinya, Cleopatra Selene II. Makam ini mungkin merupakan tempat peristirahatan terakhir mereka, meskipun jenazah mereka belum ditemukan.

Mausoleum di puncak bukit mengingatkan pada makam Numidian lainnya. Namun, itu juga terinspirasi oleh mausoleum Augustus di Roma, yang dibangun sekitar tahun 28 SM. Mausoleum kerajaan memiliki dasar melingkar dan awalnya memiliki puncak berupa piramida atau kerucut. Monumen tersebut berdiameter sekitar 60 meter dan tinggi 40 meter.

Kaisarea (Cherchell) di Aljazair adalah kota tepi pantai dengan pelabuhan nelayan yang sibuk 20 kilometer di luar Tipaza. Itu didirikan sekitar 600 SM sebagai pos perdagangan Fenisia dan disebut Iol, tetapi konstruksi selanjutnya menghapus jejak pra-Romawi. Kota ini menjadi terkenal pada masa pemerintahan Juba II, yang menamainya Kaisarea untuk menghormati Augustus.

Di zaman kekaisaran Romawi, Kaisarea menjadi ibu kota Mauretania Caesariensis, yang dihuni 20.000 penduduk. Seperti Tipasa, kota ini menganut agama Kristen. Menikmati kebangkitan singkat di bawah Bizantium, Kaisarea tenggelam dalam ketidakjelasan sebelum pengungsi Muslim dari Andalusia menghidupkan kembali pemukiman tersebut pada abad ke-14 Masehi.

Kaisarea memiliki arena sirkus, amfiteater, teater, pemandian Romawi, kuil-kuil, dan bangunan sipil seperti basilika dan saluran air. Tidak banyak yang tersisa, tetapi kejayaan Kaisarea terus hidup di Museum Arkeologi Cherchell, yang dibangun pada tahun 1908.

Situs Warisan Dunia UNESCO Calicul atau Djémila yang berarti "indah" dalam bahasa Arab terletak pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Lokasinya di antara dua jurang yang dalam. Djémila dipenuhi bangunan rumah-rumah yang rumit, sebuah forum, kuil, pasar, dan gapura kemenangan, adalah contoh perencanaan kota Romawi yang terpelihara dengan baik disesuaikan dengan lokasi pegunungannya.

Cuicul adalah koloni veteran yang didirikan di bawah Nerva (memerintah 96-98 M). Itu adalah kota komersial yang makmur selama bagian ke-2 dan awal abad ke-3 M, melampaui tembok pertahanan aslinya dan mencapai populasi lebih dari 12.000. hay

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.