Lebih dari 300 Ribu Botol Starbucks Ditarik Kembali dari Peredaran di AS
Botol minuman kopi Frappuccino Starbucks yang dijual di toko bahan makanan Los Angeles pada tahun 2020.
Foto: Alex Tai/SOPA Images/LightRocket, dari Getty ImageWASHINGTON DC - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) baru-baru ini mengatakan, lebih dari 25 ribu kotak minuman kopi Starbucks Vanilla Frappuccino dalam botol, ditarik kembali setelah kaca ditemukan di dalam beberapa botol.
Dikutip dari The New York Times, PepsiCo, yang memproduksi varian rasa Vanilla Frappuccino, secara sukarela menarik kembali 25.200 kemasan yang berisi 12 botol kopi dingin siap minum per kotak. Dengan begitu, minuman Starbucks Vanilla Frappuccino yang ditarik berjumlah lebih dari 300 ribu botol.
"Benda asing (kaca)" telah ditemukan," kata FDA.
Penarikan itu dikategorikan sebagai tindakan Kelas II, yang didefinisikan oleh badan itu sebagai "kemungkinan lebih kecil untuk menyebabkan cedera besar atau kematian.
Tetapi masih ada kemungkinan kejadian buruk yang cukup serius untuk memiliki konsekuensi yang tidak dapat diubah".
Belum jelas apakah telah ada korban cedera yang dilaporkan, dan bagaimana potongan kaca itu bisa berada dalam botol. FDA belum memberikan tanggapan atas pertanyaan media.
Tindakan penarikan kembali pada akhir bulan lalu itu dilakukan pada produksi minuman dengan tanggal kedaluwarsa 8 Maret 2023, 29 Mei 2023, 4 Juni 2023, dan 10 Juni 2023.
PepsiCo tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, dalam sebuah pernyataan kepada ABC News, perusahaan tersebut mengatakan bahwa minuman tersebut tidak dijual di toko Starbucks dan dikeluarkan dari rak kelontong di seluruh negeri.
"Kemitraan Kopi Amerika Utara berkomitmen pada kualitas tingkat tinggi dalam produk yang kami layani," kata perusahaan itu atas keputusan kemitraan Pepsi dan Starbucks dalam menjual produk kopi dingin siap minum ini.
"Memberikan pengalaman berkualitas kepada konsumen kami adalah prioritas utama kami dan kami selalu bertindak dengan sangat hati-hati setiap kali muncul potensi kekhawatiran," ungkapnya.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Jadwal Operasional MRT Berubah Selama Libur Natal dan Cuti Bersama
- Pj. Gubernur Adhy Minta Wali Kota Pasuruan Lakukan Percepatan Pembangunan
- Arus Lalu Lintas Mudik Natal 2024 Terpantau Masih Lancar
- Seskab Teddy Angkat Suara Soal Presiden Erdogan “Walk Out” Saat Pidato Prabowo
- Jepang dan AS Salahkan Korea Utara atas Pencurian Kripto Senilai $300 Juta