
Lebaran Banyak Diskon, Masyarakat Diimbau Tidak Belanja Impulsif
Warga berbelanja di pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Foto: ANTARAYOGYAKARTA - Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Akhmad Akbar Susamto mengimbau masyarakat lebih berhati-hati mengelola keuangan menjelang lebaran agar tidak terjebak berbelanja impulsif akibat promo dan diskon besar-besaran.
"Jangan belanja ketika kita sedang lapar baik lapar fisik maupun lapar pikiran. Mencari promo itu tidak apa-apa, tetapi jika tidak butuh mengapa harus membeli," ujar Akbar dalam keterangannya di Yogyakarta, Sabtu (22/3).
Akbar menyoroti kemudahan transaksi digital dan layanan paylater yang semakin mendorong kebiasaan konsumtif. Menurutnya, banyak orang tergiur promo tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya, sehingga pengeluaran membengkak.
"Perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh barang apa saja yang akan kita belanjakan dan sumber pendapatannya dari mana saja," jelasnya.
Akbar menyarankan untuk menyusun daftar kebutuhan sebelum berbelanja dan mengurutkan berdasarkan tingkat urgensi dengan membedakan kebutuhan yang benar-benar penting dengan yang bisa ditunda.
"Sebelum merancang pengeluaran, diperlukan penentuan kebutuhan yang mana yang mendesak dan yang tidak mendesak. Kemudian, beberapa kebutuhan ini diurutkan mulai dari yang paling wajib dibeli hingga yang bisa ditunda," ujar dia.
Selain itu, Akbar juga mengingatkan bahwa perayaan lebaran seharusnya tidak menjadi alasan untuk menguras tabungan demi keinginan konsumtif.
Ia menyarankan masyarakat mengalokasikan dana dengan bijak, termasuk untuk keperluan sosial seperti sedekah.
"Jangan sampai kemudian kita melakukan hal-hal yang less urgent itu dengan tabungan yang sebenarnya sudah kita simpan jauh-jauh hari untuk hal-hal yang lebih penting, yang mendesak, dan yang darurat," paparnya.
Akbar juga menekankan pentingnya pemanfaatan tunjangan hari raya (THR) secara bijak agar tidak mengganggu keuangan setelah lebaran.
"Jangan sampai kita menggunakan tabungan untuk membeli hal-hal yang tidak mendesak karena sifat THR itu sebagai tunjangan untuk merayakan hari raya. Jadi, perlu berhati-hati untuk menghitung perencanaan keuangan," ujarnya.
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Genjot Transisi Energi dan Ekonomi Hijau, Satgas Baru Diharapkan Jadi Game Changer
- 3 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 4 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 5 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman