
Bahaya Merokok Secara Berlebih Berdampak Pengaruhi Kesehatan Mental
Foto: ANTARA/ShutterstockJAKARTA - Kebiasaan merokok tidak hanya dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan fisik mulai dari jantung hingga paru-paru, namun juga memengaruhi kesehatan mental.
"Nikotin sebagai stimulan dikaitkan dengan penyempitan pembuluh darah, mengganggu aliran darah ke bagian perifer tubuh, dan juga ke otak," kata Dr Sameer Malhotra, Direktur Senior dan Kepala, Departemen Kesehatan Mental dan Ilmu Perilaku, Max Super Specialty Hospital, Saket, dikutip dalam laporan The Hindustan Times, pada Jumat (21/3).
Menurut dia, merokok juga dikaitkan dengan risiko aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah, membatasi aliran darah ke berbagai bagian tubuh.
Ia menjelaskan merokok juga memengaruhi kesehatan mental dalam berbagai cara yang signifikan, beberapa dampaknya di antaranya:
Kecemasan dan stres
Kehidupan perokok juga terpengaruh secara emosional karena nikotin dikaitkan dengan gangguan neurokimia di otak (kadar dopamin dan norepinefrin yang mengganggu) yang dikaitkan dengan kecemasan, gemetar, dan gangguan terkait stres yang signifikan.
Gangguan suasana hati
Kebiasaan merokok secara signifikan dapat meningkatkan kadar sitokin proinflamasi yang menyebabkan peradangan kronis yang merusak sawar darah otak (lapisan pelindung) dan menyebabkan neuroinflamasi yang tidak diinginkan terkait gangguan kognitif dan memori, kerentanan terhadap gangguan suasana hati dan penyakit neuro degeneratif.
Mengganggu tidur
Nikotin yang merupakan stimulan juga menyebabkan perokok sulit tidur di malam hari. Merokok dikaitkan dengan gangguan tidur, dan parasomnia
Disfungsi memori
Merokok meningkatkan kadar karbon monoksida dalam darah dan memengaruhi oksigenasi. Akibatnya, orang yang kecanduan merokok akan mengalami disfungsi memori dalam jangka panjang.
Selain itu, penderita skizofrenia (gangguan mental berat yang mempengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi) cenderung merokok secara berlebihan.
Merokok meningkatkan konsentrasi juga hanyalah mitos. Mitos ini sering digunakan sebagai alasan untuk merokok saat merasa konsentrasi sedang rendah. Padahal, merokok berlebih juga bisa berdampak pada kesulitan berkonsentrasi. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Genjot Transisi Energi dan Ekonomi Hijau, Satgas Baru Diharapkan Jadi Game Changer
- 3 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 4 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 5 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
Berita Terkini
-
Dukung Perkembangan Industri Helikopter Nasional, Hexia 2025 Kembali Digelar di Cengkareng Heliport
-
Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat Dinobatkan Sebagai "The Best CEO in Digital Brand 2025"
-
Dokter Timnas Indonesia: Mees Hilgers Mudah-mudah Tak Ada Masalah, Sandy Walsh Terus Dipantau
-
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan untuk Program Tiga Juta Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
-
Otorita IKN Sebut Thailand Berminat untuk Tanam Modal di Kota Nusantara