Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hak Rakyat

Layanan Kesehatan Jakbar Nyaris Capai 100 Persen

Foto : ANTARA/HO-Pemkot Jakbar

Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto menerima penghargaan Universal Health Converage (UHC) atau Cakupan Kesehatan Semesta dari Wakil Presiden RI, Maruf Amin, pada acara UHC Awards Tahun 2024 di TMII, Jakarta Timur, Kamis (8/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sampai edisi Mei lalu, cakupan Layanan Kesehatan Semesta (Universal Health Converage/UHC) Jakarta Barat mencapai 99,95 persen dari total penduduk 2,6 jiwa. Capaian itu setidaknya dilihat dari keikutsertaan masyarakat dalam program BPJS Kesehatan.

Di Indonesia, UHC diwujudkan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). "Masyarakat yang telah dijamin BPJS kesehatan bisa dibantu apabila sakit," kata Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, pekan lalu. UHC merupakan konsep pembangunan kesehatan global.

UHC memastikan setiap orang memiliki akses layanan kesehatan yang adil, komprehensif, dan bermutu, tanpa hambatan finansial. Uus berharap, warga Jakarta, khususnya Jakarta Barat mendapat jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan.

"Jadi, tak ada lagi warga yang tidak mendapat layanan kesehatan," jelasnya.

Uus minta masyarakat yang mendapatkan jaminan kesehatan agar tetap menjaga kesehatan. "Lebih baik menjaga kesehatan secara preventif daripada kuratif," tandas Uus. Atas cakupan layanan yang mencapai 99,95 persen, Uus Kuswanto menerima penghargaan dari Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat UHC Awards Tahun 2024 di TMII.

Selain Jakarta Barat, penghargaan UHC diberikan kepada kepala daerah di 33 propinsi dan 460 kabupaten atau kota.

Anggaran CCTV

Sementara itu, Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukkan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta (UP PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM), Eko Wahyu Wibowo, mengusulkan pengadaan anggaran untuk 80 kamera pengawas (CCTV) untuk TIM. Sampai sekarang CCTV mati semua.

"Pengadaan CCTV, terakhir tahun 1996," jelas Eko dalam rapat dengan Komisi E terhadap Raperda tentang perubahan APBD 2024. Eko menjelaskan, permintaan anggaran untuk CCTV di area TIM buat meningkatkan keamanan yang lebih ekstra. Sebelumnya, pengadaan direncanakan tahun 2025.

Teater di TIM memiliki aset mahal, sehingga keamanan ekstra pun dirasa perlu. Hal senada disampaikan pula Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta, Iwan Henry Wardhana. Menurutnya, Tim sedang revitalisasi teater. Teater ada yangg besar dan kecil.

Di teater kecil, tata lampu, sound system masih bagus semua. Terus mau dikemanakan? Kalau disimpan agak khawatir keamanannya. "Bukan hanya diletakkan tapi juga masih tercatat sebagai aset Disbud," jelas Iwan.

Iwan menjelaskan, 80 CCTV yang tersebar di area TIM beberapa dalam kondisi rusak. Namun jika diperbaiki, akan sulit karena CCTV tersebut sudah tidak diproduksi lagi. TIM memiliki luas tujuh hektare lebih.

?Iwan menjelaskan, usulan tersebut masih dalam pembahasan. Untuk cara pengadaannya akan dibahas lebih lanjut, apabila usulan disetujui.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top