Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lavrov Sebut Hak Veto Rusia di PBB Alat yang 'Sah' dalam Hubungan Internasional

Foto : Freshnewsasia

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

A   A   A   Pengaturan Font

PBB - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu (21/9) membela penggunaan hak veto negaranya di Dewan Keamanan PBB sebagai "alat yang sah" dalam hubungan internasional.

Lavrov berpidato di Dewan Keamanan tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan pencabutan hak veto Rusia atas perang Moskow melawan tetangganya.

"Penggunaan veto adalah alat yang sah sebagaimana tercantum dalam Piagam (PBB) dengan tujuan mencegah keputusan yang dapat menyebabkan perpecahan organisasi," kata Lavrov.

Dalam pidatonya yang disampaikan di hadapan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Lavrov menuduh Barat memicu perselisihan internal di Ukraina selama bertahun-tahun, mempersenjatai Kiev dan mendorongnya ke arah konflik militer melawan Rusia.

"Prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri telah diinjak-injak berkali-kali."

Lavrov mengatakan Rusia terbuka untuk merundingkan jalan keluar dari krisis Ukraina dan menuduh Zelensky menolak untuk berrunding.

"Dalam hal perundingan, kami tidak menolak untuk melakukan perundingan," kata Lavrov."Tetapi saya ingin mengingatkan Menteri Luar Negeri yang terhormat bahwa Presiden Zelensky telah menandatangani dekrit yang melarang negosiasi dengan pemerintahan Putin."

"Jika Amerika Serikat sangat tertarik pada hal tersebut, saya pikir tidak akan sulit untuk memberikan perintah kepada Zelensky untuk mencabut keputusan tersebut," tambah Lavrov.

Lavrov menuduh bahwa penolakan negara-negara Barat untuk menjalin hubungan yang setara dengan Rusia selama bertahun-tahun telah menyebabkan krisis yang terjadi di Ukraina saat ini.

"Amerika Serikat dan sekutunya tidak ingin melakukan dialog setara dengan siapa pun," kata Lavrov.

"Barat pada tingkat genetis menolak segala bentuk kerja sama yang setara."

Blinken, yang bertemu Lavrov sebelum perang untuk memperingatkan terhadap invasi, sebagian besar menghindari pertemuan dengan menteri luar negeri Rusia sejak perang, dan tidak ada pembicaraan yang direncanakan di New York.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top