Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 26 Jul 2022, 05:53 WIB

Lavrov: Russia Tolak Negosiasi

Pidato Lavrov I Menlu Russia, Sergei Lavrov, saat berpidato di forum Liga Arab di markas Liga Arab di Kairo, Mesir, Minggu (24/7) malam. Dalam pidatonya, Menlu Lavrov mengatakan bahwa tujuan utama Moskwa menyerang Ukraina adalah untuk menggulingkan pemerintahan pimpinan Presiden Ukraina, ­Volodymyr ­Zelenskyy.

Foto: AFP/Khaled DESOUKI

KAIRO - Russia pada Minggu (24/7) malam mengatakan bahwa mereka tidak akan terlibat dalam pembicaraan apa pun dengan Ukraina hingga negara-negara Barat menghentikan campur tangan mereka. Hal itu diucapkan oleh Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, usai berpidato di forum Liga Arab di Kairo, Mesir, ketika ia memulai turnya ke kawasan Afrika.

"Tidak akan ada negosiasi kecuali Ukraina menegaskan tidak akan ada campur tangan dari London, Washington DC dan sekutu lainnya," kata Menlu Lavrov.

Selain menekankan alasan invasi Russia ke Ukraina, Menlu Lavrov juga berupaya mencari solusi bagi isolasi diplomatik dan sanksi Barat terkait operasi militernya di Ukraina.

Terkait alasan invasi, Menlu Lavrov dalam pidatonya di Liga Arab menggarisbawahi narasi Kremlin bahwa Baratlah yang mendorong Russia memulai operasi khusus di Ukraina, dan menuduh Barat mengabaikan masalah keamanan Russia yang berasal dari ekspansi NATO ke arah timur.

Menlu Lavrov pun kemudian mengatakan bahwa tujuan utama Moskwa menyerang Ukraina adalah untuk menggulingkan pemerintahan pimpinan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

"Moskwa bertekad untuk membantu Ukraina membebaskan diri dari beban rezim yang benar-benar tidak dapat diterima ini," kata Lavrov seraya menuduh Kyiv dan sekutu Baratnya telah menyemburkan propaganda yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa Ukraina menjadi musuh abadi Russia.

"Rakyat Russia dan Ukraina akan terus hidup bersama, kami pasti akan membantu rakyat Ukraina untuk menyingkirkan rezim, yang benar-benar antirakyat dan antihistoris," imbuh dia.

Pernyataan Menlu Lavrov itu sangat kontras dengan alasan Kremlin di awal perang, ketika para pejabat Russia berulang kali menekankan bahwa mereka tidak berusaha untuk menggulingkan pemerintahan Zelenskyy.

Menlu Lavrov berpendapat bahwa Russia siap untuk merundingkan kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan pada Maret lalu ketika Kyiv mengubah taktik dan menyatakan niatnya untuk mengalahkan Russia di medan perang, serta menambahkan bahwa Barat telah mendorong Ukraina untuk terus berperang.

"Barat bersikeras bahwa Ukraina tidak boleh memulai negosiasi sampai Russia dikalahkan di medan perang," kata Menlu Lavrov.

Pengiriman Biji-bijian

Pernyataan Lavrov itu diutarakan menyusul terjadinya serangan udara ke Pelabuhan Odessa di Ukraina, setelah ditekennya kesepakatan ekspor biji-bijian antara Russia dan Ukraina yang dimediasi oleh Turki dan didukung oleh PBB.

Sejak terjadinya serangan ke Pelabuhan Odessa itu hingga saat ini belum ada kejelasan soal rencana melanjutkan pengiriman gandum Ukraina melalui koridor aman lewat pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam yang juga terdampak.

Menlu Lavrov mengatakan bahwa eksportir biji-bijian Russia berkomitmen memenuhi kewajiban mereka setelah ditandatanganinya kesepakatan untuk membuka pemblokiran pengiriman biji-bijian dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

Perang Russia di Ukraina sendiri telah menimbulkan dampak luar biasa pada perekonomian dunia karena telah menaikkan harga minyak dan gas ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum, jagung dan minyak bunga matahari terbesar di dunia. Invasi Russia dan blokade laut terhadap pelabuhan-pelabuhan Ukraina, telah menghentikan pengiriman pasokan komoditas pertanian itu.AFP/VoA/Anadolu/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.