Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
KTT Iklim COP 27

Laporan PBB: Perubahan Iklim Terjadi Semakin Cepat

Foto : AFP/Fabrice COFFRINI

Sekjen WMO, Petteri Taalas

A   A   A   Pengaturan Font

SHARM EL SHEIKH - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (6/11) merilis laporan yang merinci peningkatan dramatis dalam tingkat pemanasan global. Dalam laporan tersebut PBB menyatakan bahwa jika proyeksi dari delapan tahun terakhir hingga 2022 terus berlanjut, maka tingkat pemanasan global akan lebih panas daripada tahun mana pun sebelum 2015.

"Kenaikan permukaan laut, pencairan gletser, hujan lebat, gelombang panas, dan bencana mematikan yang diakibatkannya, semuanya bakal dipercepat terjadinya," kata Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) dalam sebuah laporan saat KTT Iklim PBB COP 27 dibuka di Sharm el-Sheikh, Mesir.

"Saat COP27 berlangsung, planet kita mengirimkan sinyal bahaya," kata Sekjen PBB, Antonio Guterres, seraya menggambarkan laporan itu sebagai kekacauan iklim kronik.

Bumi telah menghangat lebih dari 1,1 derajat Celsius sejak akhir abad ke-19, dengan kira-kira setengah dari peningkatan itu terjadi dalam 30 tahun terakhir, laporan itu menunjukkan.

Hampir 200 negara yang berkumpul di Mesir telah menetapkan visi mereka untuk menahan kenaikan suhu hingga 1,5 Celsius, sebuah tujuan yang diyakini beberapa ilmuwan sekarang di luar jangkauan. Tahun ini berada di jalur untuk menjadi yang terpanas kelima atau keenam yang pernah tercatat meskipun ada dampak La Nina sejak 2020. "Semakin besar pemanasan, semakin buruk dampaknya," kata Sekjen WMO, Petteri Taalas.

Permukaan air di lautan yang menyerap lebih dari 90 persen akumulasi panas dari emisi karbon manusia, mencapai rekor suhu tertinggi pada 2021, memanas sangat cepat selama 20 tahun terakhir.

Gelombang panas laut juga meningkat, dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi terumbu karang dan setengah miliar orang yang bergantung pada mereka untuk makanan dan mata pencaharian.

"Secara keseluruhan, 55 persen permukaan laut mengalami setidaknya satu gelombang panas laut pada 2022," kata laporan itu.

Pecah Rekor

Menurut Mike Meredith, pemimpin sains di British Antarctic Survey, isi laporan PBB itu merupakan hal yang buruk. "Di seluruh planet kita, rekor sedang dipecahkan saat berbagai bagian sistem iklim mulai rusak," ungkap dia.

Menurut temuan tahunan WMO's of the Global Climate, gas rumah kaca yang menyumbang lebih dari 95 persen pemanasan, semuanya berada pada tingkat rekor, dengan metana menunjukkan lompatan satu tahun terbesar yang pernah tercatat. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top