Lampu Kuning BUMN Konstruksi
"Yang dikhawatirkan adalah kalau problem muncul karena tidak ada pekerjaan," ujar Darmin.
Sebelumnya, analis lembaga pemeringkat internasional S&P Xavier Jean mengingatkan kinerja BUMN konstruksi yang telah menarik pinjaman dalam jumlah besar untuk mendorong rencana pemerintah bisa menimbulkan risiko. Modal pinjaman itu dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kerja, seperti gaji, padahal proyek tersebut ada yang mengalami penundaan atau mengambil waktu untuk menghasilkan pendapatan.
Untuk itu, jika perusahaan terus meningkatkan investasi pada kecepatan saat ini maka semua kegiatan dapat terhenti agar neraca keuangan tetap terkendali melalui negosiasi ulang utang maupun rekapitulasi dari pemerintah.
Utang Meningkat
Seperti diketahui, BUMN konstruksi, meliputi PT Wijaya Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk dan PT Jasa Marga Tbk mencatat utang yang cukup tinggi pada 2017. Secara akumulatif, utang BUMN karya tercatat 156,99 triliun rupiah, naik dari catatan pada 2016 sebesar 96,23 triliun rupiah.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya