Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Lagi, Harga Minyak Dunia Naik Karena Pasokan AS Kian Ketat

Foto : ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic

Ilustrasi - Miniatur pompa sumur minyak cetak 3D terlihat di depan grafik stok yang ditampilkan dan logo OPEC (14/4/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Harga minyak naik lagi pada akhir perdagangan Kamis (29/7) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Jumat (30/7) pagi WIB, dengan patokan global Brent mencapai 76 dollar AS per barel, karena pasokan di Amerika Serikat semakin ketat setelah menyusut ke level terendah sejak Januari 2020 serta ditopang juga oleh melemahnya greenback.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terangkat 1,31 dollar AS atau 1,75 persen, menjadi ditutup pada 76,05 dollar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September bertambah 1,23 dollar AS atau 1,7 persen menjadi menetap di 73,62 dollar AS per barel.

Data dari penyedia informasi Genscape menunjukkan bahwa persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma terus berkurang, kata para pedagang pada Kamis (29/7/2021). Stok Cushing terlihat di 36,299 juta barel pada Selasa (27/7/2021) sore, turun 360.917 barel dari 23 Juli.

Data persediaan Cushing datang sehari setelah Badani Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah domestik turun 4,1 juta barel dalam seminggu yang berakhir 23 Juli.

Cushing, titik pengiriman untuk patokan kontrak berjangka minyak AS, telah mengalami penarikan stok tujuh kali berturut-turut.

"Minyak mentah masih kehabisan kehabisan persediaan di AS kemarin," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York. Pasar mendapat dorongan tambahan dari dollar AS yang lebih lemah dan sinyal dari Iran bahwa tidak ada kesepakatan nuklir yang akan segera terjadi, kata Yawger.

Pada Juni, Brent mencapai 75 dollar AS per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, kemudian merosot awal bulan ini di tengah kekhawatiran tentang penyebaran cepat varian Delta dari virus corona dan kesepakatan kompromi oleh produsen minyak terkemuka untuk meningkatkan pasokan.

Pemulihan ekonomi AS masih di jalurnya meskipun ada peningkatan infeksi virus corona, Federal Reserve AS mengatakan pada Rabu (28/7/2021) dalam sebuah pernyataan kebijakan yang mengisyaratkan pembicaraan seputar penarikan dukungan kebijakan moneter sedang berlangsung.

dollar melemah sehari setelah pernyataan Federal Reserve bahwa pihaknya belum menetapkan waktu untuk mulai mengurangi pembelian obligasinya.

Indeks dollar melemah 0,41 persen menjadi 91,882, level yang terakhir terlihat pada 29 Juni. dollar yang lesu mengangkat euro naik 0,39 persen menjadi 1,1888 dollar AS, tertinggi dalam lebih dari tiga minggu.

dollar yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan investor untuk komoditas-komoditas berdenominasi dollar, termasuk minyak mentah.

"Sementara risiko terhadap prospek permintaan dapat meningkat karena pemerintah di seluruh Eropa mengurangi izin untuk pertemuan publik, kami mencatat bahwa pasar telah mengalami beberapa putaran pembatasan mobilitas... namun, pemulihan global tidak tergelincir secara signifikan," analis dari Citi mengatakan dalam sebuah catatan.

Lebih lanjut mendukung prospek pasokan yang lebih ketat adalah pernyataan dari Iran yang menyalahkan Amerika Serikat atas jeda dalam pembicaraan nuklir, yang dapat berarti penundaan pengembalian barel Iran ke pasar.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top