Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Ukraina Minta Kehadiran Misi Penjaga Perdamaian di PLTN Zaporizhzhia

Kyiv Serukan Zona Demiliterisasi

Foto : AFP/Ed JONES

Kompleks PLTN I Kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia terlihat dari sisi Kota Nikopol, Ukraina selatan. Area PLTN Zaporizhzhia saat ini diduduki oleh pasukan Russia dan posisi mereka jadi sasaran tembak pasukan Ukraina.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Pemerintah Ukraina pada Senin (8/8) menyerukan pembentukan zona demiliterisasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Ukraina timur di mana pertempuran baru-baru ini dengan pasukan Russia telah menimbulkan kekhawatiran akan malapetaka nuklir.

Pertempuran antara pasukan Ukraina dan Russia saat ini berkecamuk di sekitar PLTN Zaporizhzhia yang adalah kompleks pembangkit energi tenaga atom terbesar di Eropa dan telah diduduki oleh Russia sejak awal invasinya.

Dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi serangan yang merusak beberapa struktur, di sekitar PLTN Zaporizhzhia sehingga memaksa penutupan dua unit reaktornya untuk mencegah terjadinya malapetaka nuklir.

"Keputusan yang kami tuntut dari komunitas dunia dan semua mitra kami adalah menyingkirkan pasukan pendudukan dari PLTN dan menciptakan zona demiliterisasi di sekitarnya," kata Petro Kotin, presiden perusahaan energi nuklir Ukraina, Energoatom.

"Fakta bahwa mereka ada di sana adalah bahaya terbesar ke depan, menuju kecelakaan dengan radiasi atau bahkan bencana nuklir," imbuh dia.

Pertempuran baru-baru ini di sekitar PLTN telah mendorong pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA), untuk mengeluarkan peringatan atas risiko yang sangat nyata dari bencana nuklir.

Kotin mengatakan dalam pernyataannya bahwa Russia telah mengerahkan sekitar 500 tentara Russia dan 50 perangkat keras militer di Zaporizhzhia dan situasi di area PLTN selama beberapa hari terakhir mengalami kemunduran.

"Harus ada misi penjaga perdamaian termasuk para ahli dari IAEA dan organisasi keamanan lainnya. Kehadiran mereka (penjaga perdamaian) pada awalnya akan memberikan kendali kepada mereka dan kemudian dialihkan ke pihak Ukraina akan menyelesaikan masalah ini," imbuh dia.

Sementara itu Moskwa pada Senin menuduh pasukan Ukraina telah menembaki PLTN Zaporizhzhia dan memperingatkan potensi konsekuensi dari bencana nuklir bagi Eropa.

Sedangkan Ukraina sebelumnya menuduh pasukan Russia telah menembakkan roket ke fasilitas itu. Bulan lalu, Kyiv mengatakan bahwa pasukan Russia menyimpan senjata berat di PLTN itu.

Malapetaka nuklir terburuk dunia pernah terjadi pada 1986 ketika sebuah reaktor di kompleks PLTN Chernobyl di barat laut Ukraina meledak. PLTN itu sempat diduduki oleh pasukan Russia tak lama setelah invasi pada 24 Februari, sebelum akhirnya mereka mundur pada akhir Maret lalu.

Perang Berkepanjangan

Pada saat bersamaan, Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa setiap serangan terhadap PLTN merupakan sebuah tindakan bunuh diri. Pernyataan Guterres itu diutarakan saat ia menanggapi situasi terbaru pertempuran di garis depan dekat PLTN Zaporizhzhia.

Oleh karena itu ia berharap serangan seperti itu akan berakhir serta Badan Energi Atom Internasional akan memiliki akses ke PLTN itu dan melaksanakan mandat yang diberikan.

Dalam keterangannya dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, Sekjen Guterres juga menyampaikan rasa kekhawatirannya atas perang di Ukraina yang mungkin akan berkepanjangan.

"Ukraina tidak menerima negara lain merebut wilayahnya, dan Russia tampaknya tidak bisa menerima bahwa negaranya tak mampu menganeksasi wilayah yang telah didudukinya dan wilayah tersebut tidak mau menjadi negara baru," kata Guterres.

Guterres mengatakan ia sangat khawatir kemungkinan perang akan berkepanjangan karena saat ini posisi Russia maupun Ukraina tidak mungkin didamaikan.AFP/NHK/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top