Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Tim Inspeksi PBB dalam Perjalanan ke PLTN Zaporizhzhia

Kyiv Ingin Rebut Kembali Kherson

Foto : AFP/SERGEY BOBOK

Serangan ke Kharkiv I Sejumlah pejalan kaki berdiri dekat bangunan gedung yang hancur akibat serangan misil Russia ke Kota Kharkiv pada Senin (29/8). Pada Senin dilaporkan bahwa pasukan Ukraina melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali Kota Kherson yang diduduki ­pasukan Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Seorang pejabat pemerintah Ukraina pada Senin (29/8) melaporkan bahwa pasukan Ukraina telah memulai serangan balik untuk merebut kembali Kota Kherson di Ukraina selatan yang saat ini diduduki oleh pasukan Russia.

Sebelumnya dilaporkan bahwa pasukan Ukraina di garis depan menang telah berulang kali mengumumkan rencana untuk melancarkan serangan balasan di Kherson.

"Hari ini ada serangan artileri yang kuat terhadap posisi musuh di seluruh wilayah Kherson yang diduduki," kata Wakil Dewan Regional Kherson, Sergey Khlan, kepada saluran televisi Ukraina,Pryamyi.

"Ini adalah pengumuman dari apa yang telah kita tunggu sejak musim semi. Ini adalah awal dari pendudukan kembali wilayah Kherson," imbuh dia.

Menurut keterangan juru bicara Komando Selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, serangan balik untuk merebut kembali Kherson dilancarkan setelah rute logistik Russia ke Ukraina selatan melemah.

"Lebih dari 10 depot amunisi Russia telah diserang selama sepekan terakhir," ucap Humeniuk.

Pernyataan Humeniuk muncul setelah surat kabar Ukraina melaporkan bahwa serangan balasan diluncurkan pada Minggu di tepi kanan Sungai Dnieper di wilayah Kherson. Tentara di garis depan mengatakan mereka telah berhasil menembus garis pertama pertahanan Russia di wilayah tersebut.

Namun kepala pemerintahan di Semenanjung Crimea, Sergei Aksyonov, menepis berita soalserangan balasan Ukraina itu. Melalui media sosialTelegram, Aksyonov menyebut informasi itu itu sebagai "propaganda Ukraina". Semenanjung Crimea adalah wilayah tetangga Kherson.

Selain Ukraina selatan, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Minggu (28/8) mengatakan bahwa pasukannya juga akan terus berusaha merebut kembali wilayah Donbas, sebuah wilayah yang hampir sepenuhnya kini berada di bawah kendali pasukan Russia.

"Kami tidak melupakan dan tidak akan melupakan salah satu kota kami dan warga kami," kata Presiden Zelenskyy dalam pidato hariannya.

Tim Inspeksi PBB

Sementara itu Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, mengatakan timnya sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, yang terletak di dekat garis depan invasi Russia di negara itu.

Grossi mencuit di media sosial bahwa ia akan memimpin tim yang akan berada di PLTN itu pada akhir pekan ini. "Kita harus melindungi keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir terbesar Ukraina dan Eropa," cuit Grossi.

IAEA mengatakan misi tim itu akan berfokus pada penilaian kerusakan fisik di PLTN, menentukan fungsi sistem keselamatan dan keamanan, mengevaluasi kondisi staf dan melakukan berbagai aktivitas perlindungan yang mendesak.

Russia telah menguasai lokasi sekitar PLTN itu sejak awal invasinya, tetapi PLTN itu masih dioperasikan oleh para teknisi Ukraina.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, pada Senin mengatakan kepada wartawan di Stockholm bahwa masyarakat internasional harus bersatu dalam menuntut penarikan mundur Russia dari PLTN itu, dengan mengatakan bahwa itulah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan di lokasi tersebut.

"Kami harapkan dari misi ini suatu pernyataan jelas mengenai fakta pelanggaran protokol keamanan nuklir. Kami tahu Russia bukan hanya membuat Ukraina tetapi juga seluruh dunia terancam risiko kecelakaan nuklir," kata Menlu Kuleba.

Beberapa jam kemudian, Kremlin meminta masyarakat internasional agar menekan Ukraina untuk mengurangi ketegangan di PLTN itu, dengan mengatakan justru Ukraina yang membuat Eropa berisiko diserang.

Terlepas dari banyaknya serangan di daerah itu, Grossi mengatakan Ukraina telah memberitahu badan PBB itu bahwa seluruh sistem keselamatan masih operasional dan tidak ada peningkatan kadar radiasi. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top