Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Peningkatan Kualitas SDM Dapat Menarik Banyak Investasi

Kurikulum di Perguruan Tinggi Mesti Bersinergi dengan Industri

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Di era globalisasi saat ini, perguruan tinggi di Indonesia harus mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif. Dalam global competitive index, Indonesia berada peringkat 36 dari 37 negara, kalah dari Malaysia.

"Hal itu disebabkan rendahnya urusan pendidikan tinggi dan vokasi di Indonesia," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, usai peletakan batu pertama pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/10).

Menurut Nasir, rendahnya urusan pendidikan tinggi ini karena belum terhubungnya antara lulusan dengan dunia usaha. "Ini adalah problem yang dihadapi jurusan-jurusan perguruan tinggi di Indonesia," kata dia.

Nasir mengatakan masalah ke depan yang harus diselesaikan oleh perguruan tinggi adalah menyiapkan lulusan harus punya kompetensi.

Kemristekdikti sendiri, kata Nasir, telah mengirimkan 320 mahasiswa ke Taiwan untuk meningkatkan kompetensinya. Pengiriman mahasiswa dalam bentuk beasiswa itu atas kerja sama Taiwan dan Indonesia yang memberi kuota untuk enam ribu mahasiswa.

Secara terpisah, Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, mengatakan peningkatan kualitas SDM di Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dan memperkuat daya saing produk lokal.

"Kita harus dapat memastikan ketersediaan tenaga kerja berkualitas dengan memaksimalkan informasi pasar tenaga kerja, standar kompetensi kerja, akreditasi, dan sertifikasi," kata Hanif.

Menurut Hanif, untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, pada dasarnya ketersediaan tenaga kerja harus selalu selaras dengan kebutuhan pasar kerja yang dipengaruhi pertumbuhan ekonomi dan sektor prioritas yang diputuskan oleh pemerintah.

"Kita gerakkan semua institusi akademik yang ada seperti universitas, lembaga pendidikan kejuruan seperti SMK, Politeknik, dan lembaga pelatihan kejuruan seperti BLK, dan LPK pemerintah/swasta/industri lainnya untuk meningkatkan kualitas SDM," kata Hanif.

Hanif menjelaskan situasi pasar tenaga kerja Indonesia kini berkembang dengan cara yang positif berkat pembangunan ekonomi. Tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat menjadi 69,20 persen pada Februari 2018.

"Pada saat yang sama, tingkat pengangguran kita sekarang mencapai titik terendah dalam sejarah bangsa kita, yaitu 5,13 persen, dan semoga akan terus turun di masa mendatang," ucap Hanif.

Pembangunan Unusia

Terkait pembangunan Gedung Unusia, Menristekdikti mengatakan pembangunan Gedung Unusia terselenggara atas kerja sama PBNU dan Yayasan Buddha Tzu Cho Indonesia, serta didukung Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Gedung seluas 5.270 meter persegi dibangun atas kerja sama PBNU dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan anggaran diperkirakan mencapai 30 miliar rupiah.

Gedung ini terdiri dari ruang perkuliahan yang dapat menampung 1.050 mahasiswa, ruang serbaguna, dan perpustakaan. Rencananya pembangunan selesai dalam satu tahun.

"Kami mengapresiasi kerja sama pendidikan yang terjadi antara PBNU dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan menjadi lebih baik," katanya.

Diharapkan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama ini sudah akreditasi A dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. "Sumber daya manusianya juga harus disekolahkan, tidak hanya S2, tapi S3, capaian tertingginya harus guru besar," kata Nasir yang juga Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi NU.

Ia menambahkan, sebagai Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi NU, dirinya harus meningkatkan perguruan tinggi NU menjadi lebih baik lagi.eko/E-3

Komentar

Komentar
()

Top