Kurikulum Darurat Jangan Hilangkan Kreativitas Guru
Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan, Kemendikbud, Totok Suprayitno, dalam acara bincang pendidikan, di Jakarta, Senin (10/8).
Untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air, guru harus tetap terus kreatif dalam mengajar para siswa di sekolah.
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kurikulum darurat hasil penyederhanaan kurikulum nasional 2013 (Kurtilas). Adanya kurikulum darurat untuk pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 tersebut diharapkan tidak menghilangkan kreativitas guru dalam pengajaran selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Kreativitas-kreativitas yang sudah berjalan, kalau bisa dijalankan. Kurikulum ini jangan jadi penyeragaman dan menghentikan kreativitas. Kalau untuk memberi inspirasi boleh," kata Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan, Kemendikbud, Totok Suprayitno, dalam acara bincang pendidikan, di Jakarta, Senin (10/8).
Perlu diketahui, setiap sekolah dibebaskan memilih kurikulum sebagai panduan pembelajaran yang antara lain kurikulum darurat hasil penyederhanaan pemerintah, kurtilas, atau kurikulum yang disederhanakan secara mandiri oleh sekolah. Menurut Totok, tidak bijak jika pemerintah memaksakan setiap sekolah wajib menggunakan kurikulum darurat dari Kemendikbud mengingat tiap sekolah memiliki kondisi yang berbeda-beda.
"Kalau semua mengikuti arahan pusat, biasanya jadi kepentingan administrasi dan cenderung kesannya penyeragaman. Diharapkan, guru terus bertukar metode dan implementasi pembelajaran yang kreatif dan efektif," jelasnya.

Lebih Sederhana
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya