Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 21 Jun 2020, 14:23 WIB

Kurangi Risiko Gagal Panen, Petani Perlu Manfaatkan Asuransi Pertanian

Petani memanen padi di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.

Foto: ANTARA FOTO/Fauzan

JAKARTA - Para petani diajak memanfaatkan asuransi pertanian sebagai upaya meminimalisasi dan mengurangi kerugian akibat gagal panen karena faktor bencana alam maupun serangan hama atau penyakit.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan asuransi akan memberikan rasa tenang kepada petani dalam menjalankan usahanya.

"Asuransi pertanian bertujuan untuk memberikan kemudahan dan perlindungan kepada petani dan peternak. Khususnya dalam menanggung risiko usaha tani akibat bencana alam, serangan hama, penyakit hewan, dan lainnya," tuturnya.

Sarwo menjelaskan asuransi pertanian terbagi menjadi dua jenis, yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K).

Dalam AUTP, premi yang dikenakan sebesar 180.000 rupiah/ha/MT, dengan nilai pertanggungan sebesar 6.000.000 rupiah/ha/MT. Asuransi memberikan perlindungan terhadap hama penyakit, banjir, dan kekeringan.

Sedangkan AUTS/K, premi yang dikenakan sebesar 200.000 rupiah/ekor/tahun. Nilai pertanggungannya, untuk ternak mati sebesar sebesar 10 juta rupiah/ekor, potong paksa 5 juta rupiah/ekor, dan kehilangan 7 juta rupiah/ekor.

Pihaknya telah mengajak para petani di berbagai daerah di tanah air untuk memanfaatkan asuransi pertanian tersebut misalnya di Simalungun, Sumatera Utara.

Ajakan untuk memaksimalkan penggunaan asuransi pertanian dikeluarkan lantaran longsornya daerah irigasi Tigabolon. Akibatnya, ratusan hektare tanaman padi di Nagori Tigabolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, terancam gagal panen.

Sangat Menjanjikan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan petani harus menyadari potensi gangguan yang bisa mengganggu usaha mereka.

"Pertanian itu sangat menjanjikan. Tetapi, juga rentan terhadap sejumlah gangguan. Seperti perubahan iklim atau cuaca, musibah bencana alam seperti longsor atau kebanjiran, juga organisme pengganggu seperti hama wereng dan lainnya. Hal-hal seperti ini harus diwaspadai sejak awal, caranya dengan mengikuti asuransi pertanian," tuturnya. Ant/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.