Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 24 Jul 2019, 01:00 WIB

Kurangi Kecemasan Pasien sebelum Prosedur Anestesi

Foto: ISTIMEWA

Menurut penelitian Penn Medicine yang diterbitkan Jumat (19/7) di jurnal Regional Anesthesia & Pain Medicine, musik adalah alternatif yang layak untuk obat penenang dalam mengurangi kecemasan pasien sebelum prosedur anestesi.

Prosedur blok saraf perifer adalah jenis anestesi regional - dilakukan pada pra operasi dengan ultrasound - yang menghalangi sensasi rasa sakit dari area tubuh tertentu. Prosedur ini secara rutin dilakukan untuk berbagai operasi ortopedi rawat jalan, seperti arthroscopies pinggul dan lutut, dan operasi siku atau tangan.

Untuk mengurangi kecemasan, yang dapat menyebabkan pemulihan berkepanjangan dan peningkatan rasa sakit pasca operasi, pasien biasanya mengambil obat penenang, seperti midazolam, sebelum prosedur blok saraf. Namun, obat-obatan dapat memiliki efek samping, termasuk masalah pernapasan dan efek paradoks. Dalam studi ini, para peneliti menemukan trek musik santai yang sama efektifnya dengan bentuk midazolam intravena dalam mengurangi kecemasan pasien sebelum prosedur.

"Temuan kami menunjukkan bahwa ada alternatif bebas obat untuk membantu menenangkan pasien sebelum prosedur tertentu, seperti penyumbatan saraf. Kami telah meluncurkan proses baru di pusat bedah rawat jalan kami untuk memberikan pasien yang ingin mendengarkan musik dengan akses ke headphone sekali pakai. Pada akhirnya, tujuan kami adalah menawarkan musik sebagai alternatif untuk membantu pasien bersantai selama periode perioperatif mereka." Veena Graff, asisten profesor Anestesiologi Klinis dan Perawatan Kritis dari University of Pennsylvania, AS.

Sementara penelitian telah menunjukkan musik dapat membantu mengurangi kecemasan pasien sebelum operasi, studi sebelumnya terutama berfokus pada musik dan bentuk oral obat penenang, yang tidak secara rutin digunakan dalam pengaturan pra operasi. Dalam studi ini, peneliti bertujuan untuk mengukur kemanjuran musik dalam menurunkan kecemasan pasien sebelum melakukan blok saraf perifer.

Tim tersebut secara acak menugaskan 157 orang dewasa untuk menerima satu dari dua opsi tiga menit sebelum blok saraf tepi: baik suntikan 1-2 mg midazolam, atau sepasang headphone peredam bising yang memainkan "Weightless" Marconi Union yang dibuat dalam kolaborasi dengan terapis suara, harmoni, ritme, dan garis bass yang dirancang khusus untuk menenangkan pendengar. Peneliti mengevaluasi tingkat kecemasan sebelum dan sesudah penggunaan setiap metode, dan menemukan perubahan serupa pada tingkat kecemasan pada kedua kelompok. pur/R-1

Penghilang Nyeri Pasca Operasi

Para ilmuwan di Inggris baru-baru ini menyebutkan bahwa mendengar musik sebelum, selama, dan sesudah menjalani operasi dapat mengurangi rasa sakit; meredakan rasa cemas berlebih, serta mengurangi kebutuhan akan obat penghilang rasa sakit dari pasien.

Para ilmuwan ini meninjau jauh ke bukti yang tersebar dari sekitar tujuh ribu pasien. Dikatakan bahwa, pasien-pasien yang hendak dioperasi harus diizinkan memilih pilihan musik yang ingin mereka dengarkan, agar manfaat dari musik dapat dimaksimalkan.

Tim peneliti melakukan meta-analisis dari semua publikasi penelitian secara random. Para ilmuwan ingin membandingkan dengan signifikan, setelah operasi dan melaporkan dampak yang terjadi usai pasien mendengarkan musik. Dan kabarnya, para pasien ini membutuhkan lebih sedikit obat penghilang rasa sakit dibandingkan pasien-pasien sebelumnya yang tidak mendengarkan musik, dan rasa nyeri pasca operasi jauh terasa lebih sedikit.

Namun, para peneliti juga memperingatkan, musik tidak boleh mengganggu komunikasi antar-tim medis selama operasi berlangsung. "Musik adalah perantara yang non-invasif, aman, dan murah yang harus tersedia untuk setiap orang yang menjalani operasi," kata Catherine Meads dari Universitas Brunel yang turut dalam penelitian tersebut.

Meskipun studi ini menemukan bahwa mendengarkan musik setiap saat bisa efektif, tapi hasil yang lebih baik cenderung bisa didapatkan jika pasien mendengarkan musik sebelum operasi daripada selama atau setelahnya.

Lalu, ketika pasien memilih lagu sendiri, ada penurunan rasa sakit yang sedikit lebih besar serta berkurangnya penggunaan obat pereda rasa sakit. "Sudah diketahui sejak zaman Florence Nightingale (pelopor perawat modern) bahwa mendengarkan musik memiliki dampak positif pada pasien selama operasi. Musik dapat membuat mereka lebih tenang dan mengurangi rasa sakit," kata Martin Hirsch dari Universitas Queen Mary, London.

Selanjutnya, tim peneliti berencana menindaklanjuti skema percontohan musik ini untuk perempuan yang melakukan operasi caesar dan perempuan yang menjalani histeroskopi (pemeriksaan visual kanal leher rahim dan bagian rahim). pur/R-1

Aman dan Murah

Peneliti utama, Catherine Meads, mengatakan album Dark Side of the Moon milik Pink Floyd membantu mengurangi rasa sakit setelah menjalani tiga jam operasi pinggul pada April lalu.

"Musik adalah pilihan yang aman, murah, dan tak perlu alat yang masuk badan dan seharusnya "bisa didapatkan semua orang yang menjalani operasi. Sekarang ini musik tidak secara rutin diputar pada saat operasi untuk membantu pasien memulihkan diri setelah beda. Minimnya penerapan cara ini seringnya karena skeptisisme dari para pekerja medis, apakah ini benar ada gunanya, dan tentu saja ada isu anggaran dan bagaimana mengintegrasikannya ke praktik sehari-hari," ujarnya.

Meads menambahkan, cukup mengejutkan saat mengetahui musik berguna meski pasien mengalami bius total. Para peneliti menindaklanjuti temuan ini dengan penelitian di Royal London Hospital pada musim gugur.

Sekitar 40 perempuan yang menjalani operasi Caesar atau prosedur pemeriksaan rahim diberi kesempatan untuk menyambungkan playlist mereka ke bantal dengan pengeras suara.

Menjawab kekhawatiran bahwa musik saat bedah bisa mengganggu, Meads menegaskan bahwa harus ada prosedur untuk memastikan agar memasang musik saat bedah tak mengganggu proses komunikasi anggota tim medis.

"Kami harap dokter mempertimbangkan temuan ini secara seksama, karena kami ingin pasien mendapatkan pengalaman dan pemulihan terbaik saat menjalani operasi,"ungkap Hazim Sadideen, ahli bedah plastik dari University Hospitals Birmingham yang juga meneliti efek musik, mengatakan bahwa penelitian tersebut cukup lengkap.

Ia menambahkan, menjalani operasi kecil maupun besar sama-sama bisa membuat stress. "Musik bisa menjadi modalitas tambahan untuk meningkatkan pengalaman pasien, tentu saja penting untuk memastikan bahwa pasien dan tim medis di ruang operasi menginginkan diputarnya musik," tukasnya. pur/R-1

Redaktur:

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.