Kuota Haji RI di 2025 Tetap 221 Ribu
Foto: IstimewaIndonesia kembali mendapatkan kuota haji 221.000 pada 2025. Jumlah kuota ini sama dengan kuota untuk tahun 2023 dan 2024.
JAKARTA - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan Indonesia kembali mendapat kuota 221.000 jemaah haji untuk pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M. Jumlah tersebut sama dengan kuota yang diterima Indonesia pada 2023 dan 2024, belum termasuk kuota tambahan.
"Informasi dari Wakil Kementerian Bidang Urusan Haji 'Ayed Al Ghuwainim, dan sesuai surat yang saya terima, bahwa Indonesia mendapat 221.000 kuota haji 1446 H/2025 M," ujar Menag, dalam keterangannya, Rabu (19/6).
Dia mengapresiasi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang kembali mengumumkan kuota lebih awal, sehingga penyelenggaraan haji juga bisa dilakukan lebih cepat. Pihaknya tetap akan mengupayakan kuota tambahan.
"Kita tetap akan upayakan kuota tambahan dalam jumlah yang terukur untuk tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah," jelasnya.
Menag menilai, penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M berjalan dengan sukses. Meski demikian, ada beberapa dinamika yang mesti dievaluasi seperti keterbatasan di wilayah Mina, terutama kuota ruang yang tersedia bagi 213.320 jemaah kurang dari 0,8 meter persegi per orang.
Dia menambahkan, pihaknya akan segera menggelar evaluasi atas penyelenggaraan haji tahun ini. Sejumlah catatan akan menjadi bahan perbaikan untuk musim haji mendatang. "Alhamdulillah kita bersyukur, proses puncak haji berjalan lancar. Apresiasi juga atas ketegasan otoritas Arab Saudi dalam menerapkan aturan terkait visa haji dan visa non haji," katanya.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, mengatakan kesuksesan haji berdasarkan hasil kerja sama Kantor Urusan Haji (KUH) dari berbagai negara dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Menurutnya, pada hari yang sama setahun yang lalu, sejarah mencatat untuk kali pertama kuota diberikan setelah operasional haji. "Sehingga, langkah persiapan menjadi lebih cepat, visa bisa diterbitkan jauh sebelum operasional," ucapnya.
Tawfiq menyebut, penerapan Kartu Nusuk juga berjalan sukses. Dengan kartu ini, bisa dibedakan antara jemaah haji resmi dan tidak resmi.
Kondisi di Mina
Sementara itu, Tim pengawas (Timwas) haji DPR RI menemukan kondisi tenda jemaah haji Indonesia mirip barak pengungsian di Mina, Arab Saudi. "Kami menyesalkan buruknya pelayanan jemaah di Mina ini. Akibat tenda di bawah kapasitas, terpaksa sebagian jemaah berbaur antara jamaah laki-laki dan perempuan tanpa pembatas," kata anggota Timwas Haji DPR Wisnu Wijaya Adiputra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, bahkan banyak jemaah haji tidur di luar tenda, yang sangat tidak baik untuk kesehatan, lebih-lebih buat jamaah lanjut usia. Dia meminta Kemenag harus melakukan evaluasi besar-besaran untuk memperbaiki persoalan tersebut.
Lanjut dia, persoalan tenda di bawah kapasitas tidak hanya menimpa jemaah haji reguler, tapi juga jemaah haji plus. Bahkan lebih parah di Maktab 111 tempat jemaah haji plus bermukim, kata dia, tenda berkapasitas 80 orang terpaksa ditempati 1.200 orang.
Selain itu, Timwas Haji DPR juga mendapati adanya jemaah yang diusir dari tenda, akibat penempatan tenda jemaah haji Indonesia yang tidak sesuai dengan maktab yang telah ditentukan. Mereka terpaksa meninggalkan tenda karena hak-haknya tidak bisa terpenuhi karena salah tempat. "Semestinya tidak akan terjadi kalau Kemenag bisa mengantisipasi sejak awal," tegasnya.
Salah seorang jemaah haji Dedi Karyadi dari kelompok terbang 49 asal Kota Bogor, mengungkapkan tenda yang disediakan Pemerintah Arab Saudi hanya berukuran 10x12 meter diperuntukkan bagi 160 orang jemaah. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 2 BMKG: 10 daerah di Sumsel dilanda hujan ekstrem pada hari pencoblosan
- 3 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
- 4 Menag Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 5 Pertamina Patra Niaga Gandeng LAPI ITB Investigasi Kualitas Pertamax