Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kunjungan Wisatawan Terus Meningkat

A   A   A   Pengaturan Font

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke TNK pada 2018 mencapai 170 ribu orang. Ini meningkat dibanding 2014 yang masih 80 ribu. Tahun 2019 lalu, kembali meningkat menjadi 184.206 orang. Rata-rata jumlah wisatawan per hari 400-600 orang. Pemerintah menargetkan pengunjung TNK menembus 1,5 juta orang per tahun.

Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Agustinus Rinus, menyebut pada tahun 2018, kenaikan wisman sebesar 11,89 persen. Wisman mendominasi lebih dari 50 persen. Umumnya dari Eropa, Australia, Tiongkok, hingga Amerika.

Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik sekitar 5.000 rupiah. Sedangkan untuk wisman 150 ribu rupiah. Pengunjung juga akan ditemani pemandu. Tambahan biaya pemandu sekitar 80.000 rupiah. Pada 2018 lalu penerimaan PAD dari sektor pariwisata khusus untuk biaya retribusi mencapai 34 miliar rupiah.

Kemudian, pada 2019 meningkat dua kali lipat menjadi 60 miliar rupiah. Kenaikan signifikan karena Pemkab Mabar menertibkan kapal-kapal wisata yang melakukan penyelaman ke dasar laut.

Lesu Selama Pandemi

Meningkatnya jumlah pengunjung ke Taman Nasional Komodo memacu pertumbuhan jumlah hotel. Hingga kini ada 84 hotel (47 berbintang, 17 melati, 19 losmen dan satu hostel). Kemudian, fasilitas kuliner ada di 72 lokasi (38 restoran dan 34 rumah makan).

Fasilitas angkutan laut seperti kapal motor (813 unit), perahu motor tempel (216 unit), dan perahu tanpa motor (576 unit) melengkapi destinasi ini. Sedangkan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ekowisata di TN Komodo tercatat 67 pemandu wisata, 120 pedagang suvenir, dan 60 pengrajin patung komodo.

Saat kondisi normal, aktivitas wisata sangat ramai. Aliran uang begitu cepat. Namun, sejak TNK ditutup akhir Maret lalu akibat Pandemi Covid-19 menjadi sepi. Banyak anak buah kapal (ABK) dirumahkan. Belasan kapal pesiar berharga ratusan juta hingga miliaran rupiah tenggelam karena ditinggal penjaganya, tak terurus. Banyak pegawai hotel dirumahkan. Mereka balik kampung kembali menjadi petani. Padahal, mereka berijazah sarjana atau setidaknya lulusan SMA/SMK.

Yohanes Kasmir, Kapten Kapal Motor Penumpang (KMP) Komodo milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membenarkan hal itu. Menurutnya, selama ini putra-putri Mabar hanya ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS) karena terbatasnya lapangan kerja daerah. Namun, sejak bisnis pariwisata berkembang sektor turistik ini menjadi pilihan.

Namun, ketika ada pandemi korona sektor ini kembali tak bergairah. Kondisi tersebut membuat ribuan orang di Mabar kehilangan pekerjaan. "Kapal kami juga tidak beroperasi karena tidak ada penumpang. Pemerintah memang sudah membuka kembali aktivitas di TNK, tetapi masih terbatas,"ungkap Yohanes. ers/G-1*

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top