Kunci Proses Menua yang Sukses
Ilustrasi. Untuk bisa melewati proses menua dengan baik.
Foto: Antara/Pixabay.JAKARTA - Lansia dengan proses menua sukses, tidak hanya berarti sehat jiwa dan raga namun juga memiliki kemampuan aktivitas fisik, daya pikir, dan hubungan interpersonal atau interaksi sosial yang baik, serta kehidupan yang produktif.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri, di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, Purwita Wijaya Laksmi, Selasa (8/9) menjelaskan upaya menuju kondisi ini bisa dimulai sejak dini.
Caranya, tambah Purwita seperti dikutip dari Antara, menerapkan gaya hidup sehat, konsumsi asupan gizi sehat seimbang dan latihan fisik rutin.
Kemudian agar tetap sehat di usia lanjut, Purwita merumuskan BAHAGIA yang berarti Berat badan dijaga, Atur makanan seimbang, Hindari faktor risiko, Agar tetap berguna kembangkan hobi, Gerak badan teratur, Iman dan takwa ditingkatkan, serta Awasi kesehatan secara periodik.
"Proses menua merupakan hal yang pasti yang terjadi secara alami. Proses tersebut dapat berujung menjadi proses menua yang sukses, biasa saja atau berada dalam kondisi dengan berbagai penyakit fisik dan mental sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari," kata Purwita.
Di masa adaptasi kebiasaan baru sejak pandemi Covid-19, tambah dia, lansia perlu diberi pengertian memadai mengenai kondisi ini melalui bahasa yang mudah dipahami.
Sebaiknya jelaskan soal kerentanan mereka terkena Covid-19 akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh lalu adanya penyakit kronik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penurunan fungsi ginjal dan penyakit paru obstruksi kronik yang bisa meningkatkan risiko komplikasi penyakit.
Saat menjelaskan atau berbicara, ekspresi wajah Anda akan sulit dikenali ketika menggunakan masker dan dapat menimbulkan salah persepsi oleh lansia, maka saat berkomunikasi perlu mengedepankan bahasa non-verbal.
"Posisi lawan bicara berada di dalam lapang pandang lansia dengan jarak terdekat yang tetap aman, menjaga kontak mata, bicara dengan melihat mata lawan bicara, tubuh condong ke lawan bicara, serta menjaga intonasi dan volume suara yang tepat perlu dilakukan untuk menunjukkan kesungguhan mendengarkan dan mencegah timbulnya gangguan komunikasi," kata Purwita. mar/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Marcellus Widiarto
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 4 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
- 5 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”
Berita Terkini
- Bahlil Instruksikan Kader Golkar Menangkan Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta
- Penonton Histeris! Lisa BLACKPINK Jumpa Fans di Ancol
- Tim Pramono-Rano Yakin Dukungan Anies Perkuat Menang Satu Putaran
- Presiden Tiongkok dan Korsel Bertemu di Peru, Serukan Kerja Sama Demi Perdamaian Kawasan
- Hasil Nations League: Portugal dan Spanyol Lolos Perempat Final