Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kuliner Sega Jamblang ala Pantura

Foto : KORAN JAKARTA/TEGUH RAHARDJO
A   A   A   Pengaturan Font

Bertandang ke kota kecil di pantura, yakni Kota Cirebon, ada satu kuliner yang selalu membuat rindu untuk kembali dan kembali dicicipi. Yakni sega Jamblang atau nasi Jamblang.

Nama Jamblang berasal dari nama desa di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Tidak ada hubungannya dengan pohon Jamblang atau buahnya.

Nasi Jamblang kini banyak dijual di tengah kota dan di pinggir-pinggir jalan sepanjang pantura.

Kebanyakan penjual Jamblang lebih ramai saat malam hari. Penjualnya memang memilih mendekati tempat ramai terutama yang banyak dikunjungi para wisatawan yang mampir di kota udang tersebut.

Meski demikian ciri khas makanan ini masih tetap ada, yakni penggunaan daun jati sebagai bungkus nasi. Piringnya bisa dari piring plastik, piring kaleng atau dengan piring anyaman rotan.

Nasi yang disajikan tidak berukuran besar, hanya satu kepal ukuran orang dewasa. Jadi pengunjung tinggal meminta mau berapa nasi yang ingin dimakan.

Saat Koran Jakarta mampir di salah satu warung nasi Jamblang terlaris di Kota Cirebon, yakni Jamblang Bu Nur, ternyata pilihan tempat yang tepat. Rasanya enak merskipun harus antre untuk bisa menyantap makanan khas Cirebon ini. tgh/E-6

Lebih dari 50 Menu Lauk Pauk

Jamblang Bu Nur berlokasi di Jalan Cangkring. Jalan tersebut tidak terlalu lebar, namun sering kali dikunjungi bus ukuran besar yang membawa rombongan wisatawan luar kota untuk bisa mencicipi Jamblang yang terkenal itu.

Berhadap-hadapan ada juga rumah makan, yang masih milik Bu Nur. Bukan warung cabang, karena tidak menjual jamblang, yang dijual masih makanan khas Cirebon, yakni nasi lengko dan empal gentong.

Masuk ke warung makan jamblang, pengunjung akan diarahkan untuk mengantri. Pengunjung akan ditawari terlebih dahulu jumlah nasi bungkus daun jati yang akan dimakan, apakah satu, dua atau tiga bungkus. Rata-rata pengunjung memilih dua bungkus.

Pelayan kemudian akan memberikan nasi jamblang yang kemudian dibuka bungkusnya. Daun jati tetap menjadi alas. Kebanyakan pengunjung lumayan lama berhenti untuk memilih lauk yang hendak disantap.

Ada sekitar 50 menu yang disajikan di atas meja panjang besar pada baki-baki plastik dan seng. Pelayan rupanya tahu kebingungan pengunjung, apalagi bagi yang pertama kali menikmati nasi khas Cirebon ini.

"Pilih lauk yang khas jamblang, coba saja lauk balakutak. Kalau jamblang lauk khasnya ya ini," ujar pelayan menunjukkan baskom ukuran besar berisi lauk yang nampak menghitam pekat.

Balakutak adalah sejenis sotong. Balakutak dimasak dengan tintanya, sehingga nampak menghitam. Sepintas memang tidak mengundang selera untuk dimakan. Namun karena promosi dari pelayan, jika lauk tersebut wajib disantap dengan nasi jamblang, maka banyak yang mencobanya.

Dan ketika disantap, balakutak itu memang lauk jagoan dari Jamblang Bu Nur. Rasanya gurih dan tinta hitam yang keluar dari ikan laut itu memberikan cita rasa tersendiri.

Balakutak sebelum dimasak, dipotong menjadi dua bagian. Meski masih cukup besar, saat dipotong dengan sendok, dagingnya tidak alot. Saat dikunyah juga sangat empuk.

Selain memilih balakutak, pelayan juga menyarankan lauk lain, seperti pepes rajungan (sejenis kepiting) dengan kulitnya yang sudah lunak. Lauk lainnya yang juga paling banyak diambil adalah otak sapi, goreng paru, perkedel, semur jengkol, sate telur puyuh dan ikan asin. Kabarnya ikan asin ada dua jenis yakni jambal roti dan asin cucut. Cucut ini sebutan untuk daging ikan hiu.

Jangan lupa meminta sambal, meski rata-rata lauk-pauk yang disajikan sudah pedas. Sebab sambal nasi Jamblang berbeda. Cabai merah tidak digiling halus, tetapi diiris-iris tipis, sehingga tekstur cabe masih terlihat jelas dan tentunya terasa pedasnya.

Setelah selesai memilih, dibagian ujung akan ditunggu oleh seorang kasir yang menghitung harga dari nasi jamblang beserta lauk pauknya. Tentunya sambil memesan minuman selain teh hangat gratis yang diberikan kepada konsumen. tgh/E-6

Nikmat Makan Ramai-ramai

Menyantap nasi jamblang memang enaknya ramai-ramai, dengan teman sejawat atau bersama keluarga. Menikmati wisata kuliner khas Cirebon, yani Jamblang Bu Nur tidak perlu malu-malu.

Pengunjung yang sudah membayar dapat memilih duduk di meja yang sudah disediakan. Tempat makannya hanya berupa meja kayu panjang demikian pula dengan tempat duduknya, sama panjang dengan meja makan. Tinggi meja dan kursi kayu sepertinya sama saja.

Jadi meski sudah tersedia meja, pengunjung lebih nyaman makan sambil mengangkat piring. Meja hanya sebagai tempat untuk menaruh minuman saja. Posisi makannya pun saling berhadap-hadapan.

Saat jam makan siang, pengunjung tentunya semakin membludak. Akibatnya untuk semeja, bisa digunakan bagi delapan orang pengunjung. Makannya pun berdempet-dempetan, berhadap-hadapan.

Sementara dengan meja lainnya saling memunggungi, terkadang punggung saling menempel karena sempit. Namun suasana ramai dan sesak para pengunjung rupanya malahan menambah nikmat

Rupanya suasana ini sengaja dihadirkan untuk tetap tidak menghilangkan makna menyantap nasi Jamblang. Sebab sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukkan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun Jalan Raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon.

Saat makan, mereka akan berebutan dan saling berkerumun, berdesak-desakan. Lauknya pun seadanya, tidak seperti nasi jambalng saat ini dengan lauk yang beragam dan tentunya nikmat disantap.

Nikmatnya Jamblang Bu Nur bisa ditutup dengan segelas es jeruk, atau bisa juga memesan es krim durian yang berjualan di luar rumah makan ini.

Soal harga, nasi jamblang yang disajikan di rumah makan sekelas restoran tentunya jauh lebih mahal dari pada jamblang pinggir jalan.

Jika ingin mencoba makanan khas lainnya dari Cirebon, tinggal menyeberang saja. Masih dikelola oleh Jamblang Bu Nur, rumah makan di depannya juga menyediakan nasi lengko dan empal gentong. tgh/E-6

Komentar

Komentar
()

Top