Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sidang Umum PBB I Presiden AS Minta PBB Segara Lakukan Reformasi

Krisis Rohingya dan Nuklir Korut Jadi "Hot Topic"

Foto : REUTERS/Lucas Jackson

Sekjen PBB, Antonio Guterres (kiri) dan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, mendampingi Presiden AS, Donald Trump, saat berpidato mengenai reformasi PBB di markas PBB di New York, AS, Senin (18/9). Reformasi PBB menurut Presiden Trump perlu dilakukan agar institusi dunia ini semakin kuat dan lebih efektif dalam misi perdamaiannya.

A   A   A   Pengaturan Font

PBB memulai kembali sidang umum yang membahas sejumlah isu internasional. Namun ada dua isu hangat yang bakal ramai dibahas, yaitu krisis kemanusiaan di Myanmar dan ancaman nuklir Korea Utara.

NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk pertama kalinya akan memimpin Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan pada 19-25 September di markas PBB, New York, AS. Program nuklir Korea Utara (Korut), yang menjadi ancaman kawasan Asia Timur dan konflik suku di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, akan menjadi dua topik hangat yang dibahas dalam sidang tersebut.

Selain itu, masalah pemutusan hubungan diplomatik negara-negara Arab yang dipimpin Arab Saudi terhadap Qatar, serta kampanye perang melawan terorisme dan perdagangan manusia, akan menjadi topik yang juga dibahas dalam Sidang Umum PBB.

Sehari sebelum pelaksanaan sidang umum (18/9), total sudah lebih dari 100 kepala negara mengkonfirmasikan kehadiran mereka dalam pertemuan PBB itu. Namun Presiden Tiongkok, Xi Jinping, peraih Nobel bidang Perdamaian 1991, Aung San Suu Kyi, dan Presiden Russia, Vladimir Putin, tidak akan hadir dalam pertemuan akbar tersebut.

Suu Kyi mendadak membatalkan kehadirannya dalam Sidang Umum PBB di tengahtengah derasnya kritik yang diarahkan padanya terkait buruknya perlakukan pemerintah Myanmar terhadap suku Rohingya, yang terusir dari tempat tinggal mereka di Negara Bagian Rakhine.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top