Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Krisis Pangan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jika terjadi krisis pangan, negara eksportir bahan makanan pasti akan mengutamakan kebutuhan domestiknya. Karena pembentukan Badan Pangan sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Dunia di ambang krisis pangan. Peringatan yang berulang kali disampaikan Organisasi Pangan Sedunia (Food and Agriculture Organization, FAO) semakin mendekati kenyataan.

Tanda-tandanya, selama 12 bulan berturut-turut hingga Mei 2021, harga pangan global tercatat naik hampir 40 persen. Bahkan Mei lalu merupakan kenaikan harga bulanan paling tajam secara rata-rata dalam kurun waktu lebih dari satu dekade. Harga pangan pada bulan Mei melonjak 4,8 persen dibanding harga bulan April.

Jika benar-benar terjadi, semua negara di dunia akan menghadapi situasi yang sangat sulit. Setelah dana anggaran negara habis digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, kini harus memikirkan pangan bagi warganya.

Kalaupun dana ada, belum tentu suatu negara bisa mendapat bahan pangan karena semua negara juga membutuhkannya. Negara eksportir pasti mengutamakan kebutuhannya rakyatnya dulu daripada mengekspornya ke negara lain.

Situasi akan semakin sulit terutama bagi negara-negara yang selama ini sangat mengandalkan impor bahan pangan seperti Indonesia. Selama 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengimpor beberapa komoditas pangan seperti gandum, makan olahan, buah, sayuran, daging, gula senilai 11,282 miliar dollar AS atau sekitar 160 triliun rupiah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : MSS

Komentar

Komentar
()

Top