Kamis, 06 Mar 2025, 02:40 WIB

Krisis Kelaparan di Somalia Bisa Tewaskan 1 Juta Jiwa

Puluhan anak antre untuk mendapatkan jatah makanan di Mogadishu, Somalia, beberapa waktu lalu. Program Pangan Dunia (WFP) pada Selasa (4/3) melaporkan bahwa satu juta orang lagi di Somalia mungkin menghadapi krisis kelaparan dalam beberapa bulan mendatang

Foto: AFP/Otto BAKANO

JENEWA - Satu juta orang lagi di Somalia mungkin menghadapi krisis kelaparan dalam beberapa bulan mendatang akibat perkiraan kekeringan pada siklus panen berikutnya. Informasi itu disampaikan oleh Program Pangan Dunia (WFP) pada Selasa (4/3).

Jumlah tersebut dapat meningkat lebih jauh lagi karena adanya pemangkasan dana, kata Jean-Martin Bauer, direktur Layanan Analisis Gizi dan Keamanan Pangan WFP.

Data terbaru yang mengkhawatirkan dari Somalia menunjukkan bahwa satu juta lebih banyak orang dapat didorong ke tingkat krisis kerawanan pangan dalam beberapa bulan mendatang karena kondisi kekeringan, konflik dan harga pangan yang tinggi mengancam untuk mengganggu pertanian, membatasi akses pasar dan meningkatkan kebutuhan kemanusiaan, lapor WFP di laman resminya.

Pada tahun 2022, kawasan Tanduk Afrika menghadapi kondisi terkering dalam lebih dari empat dekade setelah kegagalan musim hujan berturut-turut, yang menewaskan sebanyak 43.000 orang, menurut sebuah penelitian.

"Laporan terbaru memperkirakan bahwa sekitar 3,4 juta orang saat ini menghadapi kerawanan pangan akut di Somalia. Jumlah tersebut akan meningkat menjadi sekitar 4,4 juta dalam beberapa bulan ke depan," kata Bauer, mengacu pada fase tiga dan seterusnya dalam sistem Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu.

Fase tiga didefinisikan sebagai tingkat krisis kelaparan sementara fase empat dianggap sebagai keadaan darurat dan fase lima dianggap sebagai bencana atau kelaparan.

Bauer pun mengatakan bahwa curah hujan di bawah rata-rata diperkirakan terjadi antara April dan Juni 2025, yang dapat menciptakan kondisi kekeringan setelah dua musim yang gagal.

Kelaparan cenderung paling parah menyerang anak-anak dan berdasarkan proyeksi saat ini, sekitar 1,7 juta anak di bawah usia lima tahun diperkirakan akan menghadapi kekurangan gizi akut hingga Desember 2025, kata WFP dalam sebuah pernyataan. Dari jumlah tersebut, 466.000 menghadapi kekurangan gizi akut yang parah, imbuhnya.

Pemangkasan Bantuan

Terkait laporan ini, WFP pun melaporkan bahwa pihaknya telah terpaksa mengurangi program bantuannya dan membantu sekitar 820.000 orang di negara tersebut dibandingkan dengan 2,2 juta orang selama periode puncak pada tahun 2022, kata Bauer.

Pemotongan dana apa pun dari Amerika Serikat sebagai bagian dari pemotongan bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya di bawah Presiden Donald Trump belum diperhitungkan, tambah dia saat menanggapi pertanyaan wartawan.

"Jadi situasinya bisa menjadi lebih buruk karena kedua alasan tersebut: ramalan cuaca, pemotongan dana, dan selain semua yang terjadi di Somalia, yang mencakup harga pangan yang relatif tinggi dan juga konflik," imbuh dia.

Menurut WFP dalam laporannya menyatakan bahwa tindakan awal sangat penting untuk mencegah krisis di Somalia. Pendanaan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan bantuan pangan, dukungan gizi, layanan air dan sanitasi, serta inisiatif mata pencaharian untuk mengurangi dampak dari kekeringan yang diperkirakan terjadi di Somalia. “Tanpa ini, Somalia sekali lagi bisa menghadapi kelaparan yang semakin parah,” ungkap WFP. ST/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Ilham Sudrajat

Tag Terkait:

Bagikan: