Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Persenjataan Russia l Russia Kembangkan Misil Hipersonik dan "Drone" Selam Bersenjata Nuklir

Kremlin Tak Ingin Perlombaan Senjata

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pidato Presiden Russia tentang pengembangan misil hipersonik dan kapal selam drone bersenjata nuklir telah mengagetkan AS dan Jerman. Pemerintah AS pun segera menuding Russia telah mendeklarasikan Perang Dingin baru.

MOSKWA - Pemerintahan di Russia menyatakan tak ingin ikut ambil bagian dalam perlombaan persenjataan. Hal ini disampaikan Kremlin pada Jumat (2/3) merespons kekhawatiran Amerika Serikat (AS) dan Jerman atas pengembangan senjata baru "tak terkalahkan" yang digembar-gemborkan Presiden Vladimir Putin.

Dalam pidato kenegaraan di hadapan Dewan Federal di Moskwa pada Kamis (1/3) lalu, Putin mengejutkan negara-negara Barat dan juga Russia karena membeberkan pengembangan persenjataan baru seperti misil hipersonik dan kapal selam tanpa awak (drone) yang mampu bergerak melebihi kecepatan torpedo dan sudah diperlengkapi dengan hulu ledak nuklir.

Pidato Putin ini disampaikan hanya selang 3 pekan sebelum Russia menggelar pemilihan umum untuk menentukan presiden. Dalam pilpres mendatang, Putin diprediksi akan terus berkuasa di Russia hingga 2024.

Setelah mendengar pidato Putin, Presiden AS, Donald Trump, segera melakukan hubungan telepon dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, untuk mengungkapkan keprihatinan mereka atas apa yang disampaikan Presiden Russia dalam pidato pada Kamis lalu.

"Kanselir dan Presiden AS amat khawatir atas apa yang disampaikan Putin terkait pengembangan persenjataan dan dampak negatifnya bagi upaya pembatasan persenjataan internasional," demikian pernyataan dari kantor Kanselir Jerman.

Sementara itu juru bicara Merkel, Steffen Seibert, mengatakan pemerintahn Jerman amat khawatir atas setiap kebijakan keamanan Russia, apalagi setelah terjadi pelanggaran hukum internasional dengan melakukan aneksasi ke Crimea dan serangan terhadap warga sipil di Suriah.

Respons Putin

Atas kekhawatiran yang disampaikan Jerman dan AS, juru bicara Vladimir Putin yang bernama Dmitry Peskov membantah tudingan bahwa Russia telah melakukan pelanggaran kesepakatan pembatasan senjata apapun.

"Kami menolak setiap tudingan bahwa Russia telah melanggar setiap ketentuan dan pasal-pasal dalam hukum internasional mengenai pengawasan dan perlucutan senjata," kata Peskov. "Russia tak akan menyerang siapapun dan senjata-senjata ini bukan bahaya laten bagi siapapun yang tak berniat untuk menyerang negara kami. Russia tak akan terpancing dalam sebuah perlombaan persenjataan," imbuh dia.

Dalam pidato yang berlansung selama hampir dua jam, Putin mengungkapkan uji coba sitem persenjataan misil terbaru Russia yang diklaimmnya bisa terbang 20 kali kecepatan suara yang belum dimiliki negara lain. Misil hipersonik ini pun diklaim Putin memiliki kemampuan manuver yang bisa mengelak dari serangan dari persenjataan antimisil. Saat membahas senjata baru itu, dibelakang Putin ditayangkan tayangan video peluncuran misil-misil ang mengarah ke kawasan Atlantik.

"Persenjataan baru ini amat fantastik," kata Putin.

Menyikapi pidato Putin itu, analis keamanan independen bernama Alexander Golts mengatakan bahwa pidato tersebut bukan hanya akan jaminan bahwa Putin akan memenangkan pilpres yang digelar 18 Maret mendatang dan juga merupakan deklarasi formal soal Perang Dingin yang baru.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top