Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peningkatan Kualitas SDM - Mahasiswa Harus Hilangkan Perilaku Korup

KPK Gencarkan Edukasi Masyarakat Bahaya Korupsi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk bisa membebaskan negara dari korupsi yang sudah merajalela, KPK terus menggencarkan eduksi masyarakat akan bahanya korupsi.

PONTIANAK - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan selain menindak juga gencar melakukan edukasi atau pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya dari praktik korupsi. Dengan kedua langkah tersebut, ke depan diharapkan bisa ditekan jumlah pelaku korupsi.

"Tujuan dari pemberantasan korupsi bukan hanya dari segi penindakan, tetapi bagaimana bisa membebaskan negara dari 'gurita' korupsi tersebut," kata Deputi Bidang Penindakan KPK, Firli, di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (5/3).

Menurut Firli, bagaimana di tingkat keluarga, bisa mengatakan menolak korupsi. Hal itulah yang harus dilakukan, yang tentunya tidak hanya dari KPK tetapi harus didukung oleh semua pihak. Kunci pemberantasan korupsi adalah menolak jika ada yang menyuap. Kalau negara ini ingin bebas dari praktik suap tersebut maka harus ada komitmen say no coruption.

Firli menambahkan sepanjang tahun 2018 KPK telah melakukan sebanyak 30 kali Operasi Tangkap Tangan (OTT), sebanyak 25 orang yang di OTT adalah kepala daerah. "Angka OTT sebanyak 30 kali itu bukanlah tolak ukur keberhasilan pemberantasan korupsi," ujarnya.

Dari sebanyak 30 kasus OTT itu, tambah Firli, rata-rata terkait kasus penyuapan, baik dalam pengadaan barang, penetapan APBD, dan perizinan. OTT tersebut kebanyakan yang tertangkap adalah penyelenggara negara, dan ada juga penegak hukum lainnya.

Secara terpisah, mantan Ketua KPK, Abraham Samad mengajak mahasiswa di Provinsi Jambi untuk memerangi kejatahan korupsi karena mengakibatkan dampak yang luar biasa seperti kemiskinan dan kesenjangan. "Mahasiswa tidak boleh acuh, karena kalau kalian membiarkan kejahatan korupsi terus terjadi, dikhawatirkan suatu ketika Anda tidak bisa membayar uang kuliah karena kemiskinan," kata Abraham.

Perilaku Menyimpang

Abraham memaparkan terminologi nonhukum terkait perilaku korupsi dan bagaimana strategi pemuda dalam melawan korupsi. Semua perilaku yang menyimpang dari amoral itu disebut perilaku korup, seperti mencontek kepada teman ketika ujian semester. Kalau tidak mau dikatakan orang yang korup maka dari sekarang tinggalkan kebiasaan menyontek.

Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam memerangi korupsi. Menurut Abraham, terdapat tiga cara dalam memerangi korupsi, yakni memerangi korupsi dengan gigih, adil, dan memerangi korupsi selama mungkin. "Ketika kita memerangi korupsi harus dilakukan selama mungkin dan perang terhadap korupsi adalah perang yang abadi. Jangan sampai berhenti," katanya.

Selain itu, yang paling penting juga dibutuhkan pendidikan antikorupsi dan nilai kejujuran serta kejujuran yang ditanamkan sejak dini. Pendidikan dan kampanye antikorupsi ini yang paling penting. Kalau masyarakat tidak pernah mendidik generasi muda untuk antikorupsi maka suatu ketika korupsi akan kembali lagi.

Selain itu, tambah Abraham, fenomena korupsi juga terjadi dalam pengelolaan sumber daya alam, khususnya pertambangan. Hal ini mengakibatkan potensi sumber daya alam tidak mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat secara maksimal.

Banyaknya potensi kekayaan dan sumber daya alam di Indonesia, namun ironisnya banyak juga penduduknya yang masih miskin. Jumlahnya warga miskin masih mencapai angka 27 juta orang atau 11 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia.

"Korupsi mengakibatkan dampak yang begitu masif, seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, kerusakan alam, dan lain sebagainya. Jadi ini (korupsi) harus sama-sama kita perangi dan dihentikan," ujar Abraham.

ola/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Yolanda Permata Putri Syahtanjung, Antara

Komentar

Komentar
()

Top