Kota Mataram Gelar Pawai Budaya Pelajar Kenalkan Nilai Luhur Kebudayaan
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri (paling depan) menggunakan pakaian adat Sasak, mengawali kegiatan pawai budaya di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Foto: ANTARA/KominfoMATARAM - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara, menggelar kegiatan pawai budaya pelajar sebagai wadah mengenalkan nilai-nilai luhur kebudayaan yang ada di daerah itu kepada generasi penerus.
Kegiatan pawai budaya pelajar tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri dan dihadiri sejumlah jajaran pejabat dan jajaran pendidikan setempat depan Taman Sangkareang, di Mataram, Kamis.
Dalam kesempatan itu Sekda mengatakan, pawai budaya merupakan satu langkah strategis agar kebudayaan daerah dapat terus hidup dan berkembang.
"Selain itu, pawai budaya juga mampu memberikan kontribusi positif terhadap identitas nasional dan global," katanya.
Dikatakan, melalui tema "Penguatan Program Sabtu Budaya Dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila", menjadikan pawai budaya itu sejalan dengan upaya memajukan kebudayaan daerah.
Hal itu bertujuan untuk menjaga identitas lokal sekaligus memperkenalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kebudayaan kepada generasi penerus.
Terkait dengan itu, Sekda, menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kota Mataram dan diikuti sekitar 1.600 pelajar se-Kota Mataram yang berasal dari peserta didik mulai dari tingkat PAUD, SD, hingga SMP Negeri dan Swasta se-Kota Mataram.
"Partisipasi pelajar dalam pawai ini, menjadi bukti bahwa generasi muda Kota Mataram memiliki antusiasme tinggi dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan daerah," katanya.
Lebih jauh Sekda mengatakan, Kota Mataram juga memiliki cagar budaya yang telah mendapat nomor registrasi nasional.
Cagar budaya itu antara lain, Taman Mayura, Pura Meru, Makam Jenderal Van Ham, Makam Sayyid Ali Alkaf di Seganteng, Masjid Bengak Sekarbela, Makam Bintaro, dan Makam Loang Baloq.
Selain itu, Kota Mataram juga memiliki beberapa Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang tercatat di Kemendikbudristek, seperti Sate Rembiga, Bebalung, Upacara Betetulak, Tembang, Hikayat, dan lainnya.
"Harapan kita, kegiatan ini menjadi motivasi pelajar untuk melestarikan budaya yang sudah ada dan mampu menciptakan WBTB baru," katanya. Ant
Redaktur: -
Penulis: Deri Henriawan
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Jadwal Operasional MRT Berubah Selama Libur Natal dan Cuti Bersama
- Pj. Gubernur Adhy Minta Wali Kota Pasuruan Lakukan Percepatan Pembangunan
- Arus Lalu Lintas Mudik Natal 2024 Terpantau Masih Lancar
- Seskab Teddy Angkat Suara Soal Presiden Erdogan “Walk Out” Saat Pidato Prabowo
- Jepang dan AS Salahkan Korea Utara atas Pencurian Kripto Senilai $300 Juta