Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 24 Agu 2017, 00:00 WIB

Korut Perbanyak Produksi Mesin Roket

Foto: KCNA/via REUTERS

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, memerintahkan agar memperbanyak produksi roket berbahan bakar padat (solid-fuel) dan dengan ujung berhulu ledak. Hal ini sejalan dengan rencananya untuk mengembangkan program nuklir dan misil di tengah ketegangan dengan Washington. Sampai sekarang, belum ada tanda-tanda ketegangan kedua negara akan berkurang.


Perintah Kim itu dikeluarkan saat mengunjungi Chemical Material Institute, Akademi Ilmu Pertahanan Korut, Rabu (23/8). Dalam kunjungannya itu, Jong-un memberikan pengarahan soal proses manufaktur misi lintas benua (ICBM) dan mesin roket solid-fuel.


"Dia (Jong-un) menginstruksikan kepada institut agar memproduksi lebih banyak roket solid-fuel dan kepala hulu ledak roket dengan cara menambah mesin dan memperluas kapasitas produksi hulu ledak roket dan mesin-mesin jet dengan material karbon," demikian laporan kantor berita KCNA.


Perintah Jong-un itu disampaikannya tak lama setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, mengusulkan sebuah perdamaian dengan menyambut positif sikap menahan diri yang diperlihatkan pemerintah Korut baru-baru ini. Dia pun berharap hal ini menjadi sebuah jalan agar terjadinya dialog.


Pemerintah Korut telah melakukan dua kali uji coba nuklir dan puluhan uji coba misil sejak tahun lalu. Hal ini secara signifikan telah menaikkan ketegangan di Semenanjung Korea. Kondisi diperparah dengan sikap Pyongyang yang menantang resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.


Pada Juli lalu, pemerintah Korut melaksanakan uji coba ICBM, dan sebagai hukumannya, sanksi-sanksi baru oleh dunia diberlakukan.


Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya telah memperlihatkan optimismenya terhadap kemungkinan membaiknya hubungan AS-Korut. Hal itu menyusul sikap Pyongyang yang dinilainya mulai melunak.
"Saya menghormati fakta bahwa dia mulai menghormati kami, mungkin suatu hal positif bisa diwujudkan," kata Trump, Selasa (22/8) waktu AS.


Pemerintah AS dan Korea Selatan (Korsel) sejak Senin (21/8) melakukan sebuah latihan militer gabungan yang melibatkan simulasi komputer. Latihan militer ini akan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang. Rtr/uci/AR-2

Redaktur:

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.