Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Laporan PBB

Korut Kembangkan Persenjataan Walau Pandemi

Foto : KCNA VIA KNS

Pemimpin Korut, Kim Jong-un

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Sebuah laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipublikasikan pada Selasa (5/10) menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) terus mengembangkan program persenjataannya meskipun menghadapi situasi ekonomi yang memburuk karena blokade virus korona.

Pyongyang yang saat ini dikenai serangkaian sanksi internasional atas program nuklir dan misil balistiknya, yang telah mengalami kemajuan pesat di bidang persenjataan di bawah kepemimpinan Kim Jong-un.

Publikasi laporan itu muncul setelah Pyongyang memicu kekhawatiran internasional dengan melakukan serangkaian uji coba misil dalam rentang beberapa pekan yang kemudian mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat.

Laporan PBB yang diterbitkan secara daring pada Selasa waktu Seoul, menyatakan bahwa Korut terus mengembangkan program persenjataannya sepanjang periode 6 Februari hingga 3 Agustus.

"Meskipun fokus pada kesulitan ekonomi yang memburuk, Korut terus mempertahankan dan mengembangkan program nuklir dan misil balistiknya," ungkap laporan PBB yang disusun oleh panel ahli yang memantau sanksi terhadap Korut.

Sejak 2017, Pyongyang memang belum melakukan peluncuran misil balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) atau uji nuklir, tetapi laporan itu mengatakan uji coba yang menggabungkan teknologi misil balistik dan misil kendali dilakukan seiring dengan dilanjutkannya lagi aktivitas di situs-situs utama yang terkait dengan program nuklir.

"Pada awal 2020, Korut menutup perbatasannya untuk mencoba melindungi diri dari pandemi virus korona yang pertama kali muncul di negara tetangganya, Tiongkok, tetapi negara itu tetap melanjutkan upaya terlarangnya untuk mendapatkan komponen tertentu dari luar negeri dan untuk mencari peluang untuk mentransfer produknya sendiri ke negara mitranya," imbuh laporan itu.

Transfer Gelap

Laporan itu pun menyatakan bahwa blokade virus korona Korut secara fundamental telah berdampak pada pergerakan orang dan barang, baik yang sah maupun yang tidak sah, di dalam, ke dalam dan ke luar negeri.

"Impor produk konsumen, termasuk barang mewah yang dilarang di bawah sanksi PBB, telah nyaris berhenti," ungkap laporan itu. "Tetapi kami sedang menyelidiki transfer gelap kendaraan mewah," imbuh laporan PBB itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemimpin Korut, Kim Jong-un, terlihat sedang menggunakan SUV Lexus dan laporan PBB itu menyoroti upaya pengiriman kendaraan mewah senilai lebih dari 1 juta dollar AS yang diduga datang dari Uni Emirat Arab ke Ningbo, Tiongkok, sebelum dikirimkan ke Korut.

Pyongyang telah menjauh dari pembicaraan nuklir sejak kegagalan pertemuan puncak di Hanoi antara Kim Jong-un dan presiden AS saat itu, Donald Trump, bahkan telah menolak upaya Korea Selatan untuk menghidupkan kembali dialog.

Di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, AS telah berulang kali menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan perwakilan Korut sambil mengatakan akan mengupayakan denuklirisasi. Namun pekan lalu, Kim Jong-un mengecam tawaran berulang-ulang pembicaraan tanpa syarat dari Washington DC sebagai sebuah tipuan murahan tanpa dan menuduh pemerintahan Biden telah melanjutkan kebijakan bermusuhan kepada Korut seperti yang pernah dilakukan oleh presiden-presiden AS terdahulu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top