Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 12 Feb 2025, 02:59 WIB

Korut Kecam Kunjungan Kapal Selam Nuklir AS ke Korsel

Kapal selam bertenaga nuklir AS, USS Alexandria, saat tiba di pangkalan Angkatan Laut Busan, Korsel, pada Senin (10/2). Korut mengecam kehadiran kapal selam AS ini dan menyebut bahwa kunjungan USS Alexandria sebagai tindakan militer bermusuhan. 

Foto: YONHAP

SEOUL – Korea Utara (Korut) pada Selasa (11/2) menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan tindakan militer yang bermusuhan setelah kapal selam Angkatan Laut AS berlabuh di negara musuh bebuyutannya, Korea Selatan (Korsel), untuk mengisi kembali persediaan.

"Kami menyatakan kekhawatiran mendalam atas tindakan militer berbahaya dan bermusuhan AS yang dapat menyebabkan konfrontasi militer akut di kawasan sekitar Semenanjung Korea menjadi konflik angkatan bersenjata yang sebenarnya," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita KCNA.

Mereka memperingatkan AS untuk menghentikan provokasi yang menimbulkan ketidakstabilan lebih lama lagi, dan menuduhnya mengabaikan kekhawatiran keamanan Korut.

Kantor berita Yonhap sebelumnya melaporkan bahwa USS Alexandria, kapal selam bertenaga nuklir AS, tiba di pangkalan Angkatan Laut Busan di Korsel pada 10 Februari. Kunjungan serupa dilakukan pada November 2024.

"Angkatan bersenjata kami secara ketat mengawasi kemunculan sarana strategis AS di Semenanjung Korea dan siap menggunakan segala cara untuk mempertahankan keamanan dan kepentingan negara serta perdamaian regional," ucap juru bicara Kementerian Pertahanan Korut.

Pernyataan juru bicara tersebut menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan pertahanan diri Korut dan merujuk pada janji pemimpin Kim Jong-un pada Januari lalu bahwa program nuklir negaranya akan terus berlanjut tanpa batas.

Karena sangat terputus dari dunia secara diplomatik dan ekonomi, serta di bawah serangkaian sanksi, Korut telah menjadi duri dalam daging bagi AS selama bertahun-tahun.

Presiden Donald Trump, yang mengadakan serangkaian pertemuan langka dengan Kim Jong-un selama masa jabatan pertamanya, mengatakan bahwa ia akan menghubungi pemimpin Korut itu lagi, dan menyebut Kim Jong-un sebagai “orang pintar”.

Pertemuan puncak antara keduanya di Hanoi, Vietnam, pada tahun 2019 mengalami gagal karena pembicaraan mengenai pencabutan sanksi dan apa yang Pyongyang bersedia korbankan sebagai imbalannya.

Korut mengatakan pada awal Februari bahwa mereka tidak akan menoleransi provokasi apapun oleh AS setelah Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyebut Korut sebagai negara berbahaya dalam sebuah sesi wawancara radio.

Pengiriman Senjata

Sementara itu seorang pejabat Korsel pada Selasa melaporkan bahwa Korut telah memberikan Russia sekitar 11.000 tentara, misil, 200 artileri jarak jauh dan sejumlah besar amunisi, saat Moskwa dan Pyongyang kian memperdalam hubungan militer mereka.

“Korut telah memberi Russia 200 buah artileri jarak jauh,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel kepada AFP. “Korut juga akan memasok pasukan, senjata, dan amunisi tambahan ke depannya," imbuh pejabat tersebut yang enggan disebutkan jati dirinya.

Korsel, Ukraina, dan AS semuanya mengatakan bahwa Korut telah mengirim lebih dari 10.000 tentara ke Russia tahun lalu untuk membantu Kremlin dalam perang melawan Ukraina. Namun baik Moskwa maupun Pyongyang belum mengonfirmasi tuduhan pengerahan tersebut.

Sebuah laporan oleh Kementerian Pertahanan Korsel yang disampaikan kepada komite pertahanan parlemen Korsel, pada Selasa memperingatkan bahwa Korut akan terus menyediakan senjata, amunisi dan dukungan militer lainnya kepada Russia setelah pengerahan pasukannya dalam perang Ukraina.

“Seoul akan memantau dengan ketat apakah Moskwa dapat mentransfer teknologi militer canggih ke Korut sebagai imbalan atas dukungan ini. Hal itu termasuk transfer teknologi yang terkait dengan sistem masuk kembali misi balistik antarbenua dan kapal selam bertenaga nuklir yang dikatakan bahwa semua itu bisa meningkatkan kemampuan militer Pyongyang secara signifikan,” ungkap kementerian itu. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.