Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 05 Jan 2018, 01:00 WIB

Korut Jadi Ancaman Terbesar bagi Jepang

Shinzo Abe

Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TOKYO - Situasi keamanan yang dihadapi Jepang saat ini berada di masa genting sejak berakhirnya Perang Dunia II (PD II) akibat provokasi dari Korea Utara (Korut). Hal ini disampaikan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dalam pidato Tahun Baru terkait isu peningkatan keamanan demi melindungi warganya, Kamis (4/1).

"Ini bukan hal yang dibesar-besarkan bahwa kondisi keamanan di sekitar Jepang ada dalam kondisi paling genting sejak berakhirnya PD II. Saya berjanji akan melindungi kehidupan warga dan perdamaian dalam kondisi apapun," kata PM Abe. "Adalah hal yang tidak bisa diterima jika Korut menginjak-injak keinginan Jepang dan komunitas internasional yang mengingingkan perdamaian dengan melanjutkan sikap provokatif," imbuh PM Jepang.

Ketegangan di kawasan sekitar Jepang meningkat sejak Korut melakukan uji coba ledakan bom nuklir ke-6 pada September lalu. Disusul pada November, Korut sukses menguji coba misil balistik antarbenua terbaru yang diklaim bisa mencapai daratan Amerika Serikat (AS).
Bulan lalu, pemerintah Jepang menyetujui anggaran militer terbaru dengan peningkatan nilai anggaran sebanyak 1,3 persen sehingga berjumlah 5,19 triliun yen (46 miliar dollar AS) dimana alokasi terbesarnya sebanyak 137 miliar yen akan dipergunakan bagi memperkuat pertahanan untuk melawan misil balistik Korut.

Karena ancaman keamanan terhadap itu, PM Abe menginginkan terjadinya perubahan konstitusi pasifis Jepang yang diberlakukan sejak kekalahan Negeri Matahari Terbit pada PD II, terhitung pada 2018 ini.

Sikap AS

Masih terkait dengan krisis di Semenanjung Korea, pemimpin pasukan AS di Korea Selatan (Korsel), pada Kamis menyatakan sikap pesimisnya atas upaya perdamaian dengan Korut karena masih terjadinya perang retorika antara Washington DC dan Pyongyang terkait program persenjataan nuklir Korut.

"Kita patut menjaga pengharapan pada level yang semestinya," ucap ketua pasukan AS di Korsel, Vincent Brooks.

Pernyataan Brooks itu merupakan tanggapan atas pidato Tahun Baru pemimpin Korut, Kim Jong-un, yang menyatakan dirinya siap membuka dialog dengan Korsel dan keinginan Kim untuk mengirimkan delegasi atlet Korut ke Olimpiade Musim Dingin yang digelar di Korsel pada Februari mendatang.

Walau telah menyatakan kesediaannya untuk membuka dialog, dalam pidatonya Kim juga mengatakan dirinya akan memproduksi secara massal hulu ledak nuklir sebagai perlawanan terhadap sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Atas sikap Kim yang mau berdialog, Seoul pada Selasa (2/1) segera menyiapkan perundingan tingkat tinggi di desa perbatasan Panmunjom. Tak hanya itu, Korut dan Korsel pada Rabu (3/1) memulihkan saluran hotline yang sebelumnya ditutup sejak Februari 2016.

Sementara itu sikap Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya menyatakan bahwa dialog antara Korsel-Korut sebagai hal yang sia-sia karena kecil kemungkinannya akan mencapai solusi, pada Kamis kemarin menyatakan bahwa dialog itu sebagai hal yang positif. "Tak ada seorangpun percaya bahwa perundingan dan dialog akan terjadi antara Korsel dan Korut saat ini, jika saya tak tegas berkomitmen secara total untuk melawan Korut," cuit Trump lewat akun media sosialnya. "Terjadinya perundingan adalah hal yang bagus," pungkas Presiden AS.Rtr/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.