Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Uji Coba THAAD di Alaska Berhasil Mencegat Misil Balistik

Korsel Ragukan ICBM Korut

Foto : Reuters /Lee Jong-hyeon/News 1

Sebuah helikopter tengah melintas dekat sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang ada di Kota Seongju, Korea Selatan pada penghujung April lalu. Sistem misil pencegat ini pada Selasa (11/7) sukses diuji coba di Kodiak, Alaska, oleh dinas pertahanan Amerika Serikat.

A   A   A   Pengaturan Font

Korsel meragukan penguasaan teknologi re-entry oleh Korut yang jadi elemen terpenting dalam pemuncuran misil balistik. Keraguan ini disampaikan setelah tak ada bukti Pyongyang pernah melakukan pengujian teknologi ini di fasilitas-fasilitas mereka.

SEOUL - Dinas intelijen Korea Selatan (Korsel) tidak mempercayai pemerintah Korea Utara (Korut) telah menguasai teknologi re-entry (kemampuan masuknya kembali sebuah roket dari luar angkasa ketika bergesekan dengan atmosfer Bumi - red) bagi misil balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM). Demikian disampaikan anggota komite intelijen di parlemen Korsel bernama Yi Wan-young, Selasa (11/7).

Sebelumnya pada pekan lalu, Korut mengklaim telah sukses melakukan uji coba peluncuran ICBM dengan hulu ledak nuklir yang kabarnya bisa menjangkau Alaska, Amerika Serikat (AS), sekaligus menegaskan dalam uji coba misil tersebut telah berhasil dalam re-entry.

Yi menyebut pihaknya belum bisa mengkonfirmasi bahwa keseluruhan uji coba ICBM, yang dilakukan Pyongyang pada akhir pekan lalu sebagai sebuah kesuksesan.

"Dengan pertimbangan bahwa pemerintah Korut belum pernah mengujikan teknologi re-entry di fasilitas-fasilitas mereka, maka Komite Intelijen Korsel belum bisa menjamin itu sebuah kesuksesan," kata Yi.

Lebih lanjut, Yi menyampaikan Komite Intelijen Korsel sangat yakin peluncuran misil pada akhir pekan lalu hanyalah modifikasi dari KN-17, sebuah misil jarak menengah yang pernah diuji coba pada Mei lalu.

Sementara itu uji coba misil yang dilakukan oleh pemerintah Korut telah menempatkan Beijing kembali dalam tekanan. Tiongkok merupakan sekutu dekat Pyongyang dan AS berulang kali menyerukan kepada Tiongkok untuk memberikan lebih banyak tekanan pada Pyongyang. Sikap serupa dilakukan oleh pemerintah Jepang dan Korsel.

"Baru-baru ini banyak orang membicarakan masalah nuklir di Korut. Masalah ini telah dilebih-lebihkan dan menonjolkan apa yang disebut teori tanggung jawab Tiongkok," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang.

Ditambahkan oleh Geng, hal ini telah memperlihatkan kurangnya pengetahuan yang benar soal masalah ini atau terdapat sejumlah motif tersembunyi untuk mencoba melempar tanggung jawab. Dia menegaskan pemerintah Tiongkok telah membuat sejumlah upaya tiada henti dan sudah memainkan sebuah peran yang konstruktif, tetapi hampir seluruh pihak menerimanya lewat cara yang lain.

"Meminta orang lain untuk bekerja, tetapi mereka sendiri tidak melakukan, ini tidak baik. Ditikam dari belakang sungguh tidak bagus," kata Geng.

Pemerintah Tiongkok, sambung Geng, amat geram dengan pengerahan sistem antimisil tingkat tinggi (Terminal High Altitude Area Defense/THAAD) di Korsel, dimana hal ini merupakan sebuah ancaman bagi keamanan Tiongkok dan sama sekali tidak meredakan ketegangan.

Uji Coba di Alaska

Pada saat bersamaan masih terkait dengan ancaman serangan ICBM dari Korut, pemerintah AS pada Selasa kemarin mengatakan telah meraih kesuksesan dalam uji coba sistem pertahanan antimisil THAAD yang dilakukan di Alaska.

"Sistem pertahanan THAAD yang ditempatkan dekat Kodiak, Alaska, berhasil mencegat target misil balistik yang diluncurkan dari Hawaii utara," demikian pernyataan resmi dari Dinas Pertahan Misil AS (MDA).

Uji coba misil pertahanan ini dilakukan untuk menyikapi uji coba peluncuran misil ICBM Korut yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli lalu. Disebutkan oleh seorang pejabat AS bahwa uji coba simulasi pencegatan ini merupakan yang pertama kali dilakukan.

Dalam pernyataannya, MDA mengatakan bahwa kesuksesan THAAD dalam mencegat misil balistik telah meningkatkan kemampuan AS dalam pertahanan diri terutama terhadap ancaman serangan misil dari Korut maupun dari negara lain.

uci/Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top