Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

Korsel Luncurkan Kementerian Baru Atasi Rendahnya Tingkat Kelahiran

Foto : AFP/JUNG YEON-JE

Seorang insinyur IT di Korsel dan putrinya saat di Seongnam, Seoul, beberapa waktu lalu. Kampanye besar-besaran di Korsel untuk mendorong lebih banyak perempuan memiliki bayi dianggap gagal karena angka kelahirannya tetap menjadi yang terendah di dunia

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Selatan (Korsel) akan meluncurkan Kementerian Strategi Kependudukan untuk mengatasi tingkat kelahiran yang rendah dan populasi yang menua dengan cepat serta menjadi tantangan paling berat yang dihadapi negara tersebut.

Pemerintah mengumumkan rencana tersebut setelah pertemuan tingkat tinggi dengan partai yang berkuasa dan mengatakan undang-undang organisasi pemerintah yang direvisi akan diusulkan pada Juli untuk peluncuran kementerian itu.

Seperti dikutip dari Antara, setelah dibentuk, kementerian baru itu akan fokus pada strategi dan perencanaan untuk isu-isu demografis, seperti rendahnya angka kelahiran, penuaan populasi, angkatan kerja dan imigrasi, yang berfungsi sebagai menara kendali untuk masalah-masalah tersebut.

Kementerian juga akan bertanggung jawab untuk menyusun kebijakan kependudukan dan strategi jangka menengah hingga panjang, serta mengambil alih tugas yang saat ini dikelola oleh kementerian kesehatan dan keuangan.

Tak sampai di situ, kementerian baru akan bertugas mengalokasikan dan mengoordinasikan anggaran untuk memerangi angka kelahiran rendah di berbagai kementerian terkait.

Kepala kementerian baru akan merangkap sebagai wakil perdana menteri untuk urusan sosial, salah satu dari dua jabatan wakil perdana menteri yang saat ini dipegang oleh menteri pendidikan.

Tingkatkan Kampanye

Kementerian itu, setelah diluncurkan, berencana untuk meningkatkan kampanye dan promosi publik untuk mengatasi tantangan demografi, dan melakukan penelitian dan analisis terhadap data demografi.

Sebelumnya, Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan Korea Selatan berada dalam darurat demografi nasional akibat menurunnya populasi, seraya berjanji melakukan segala upaya untuk mengatasi tingkat kelahiran yang sangat rendah di negara itu.

"Saya secara resmi mendeklarasikan darurat demografi nasional. Kami akan mengaktifkan sistem respons komprehensif antarpemerintah hingga masalah rendahnya angka kelahiran dapat teratasi," kata Yoon dalam pertemuan yang diadakan di pusat penitipan anak di Pusat Penelitian dan Pengembangan HD Hyundai di Seongnam, selatan Seoul.

Tingkat kesuburan total Korea Selatan atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita sepanjang hidupnya, turun ke titik terendah baru yaitu 0,72 pada 2023, jauh di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi negara tersebut pada angka 51 juta.

Pemerintah telah mencoba berbagai insentif untuk membantu memikat keluarga agar memiliki anak selama satu dekade terakhir, namun sejumlah faktor, termasuk harga rumah yang mahal, biaya pendidikan dan jam kerja yang panjang, telah membuat kaum muda enggan untuk memulai keluarga dan memiliki bayi.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top