Korea Utara Tolak Kritik Sekjen PBB atas Peluncuran Rudal Balistik
Peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara bertujuan menunjukkan “kemauan untuk melawan” dari Pyongyang terhadap para rivalnya, kata pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Kamis (31/10/2024).
Foto: ANTARA/AnadoluANKARA - Korea Utara pada hari Sabtu (2/11), "menolak" kritik Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres atas peluncuran rudal balistik antarbenua Pyongyang baru-baru ini.
Kim Yo Jong, pejabat senior dan saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, memberikan sebuah pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi Korut, KCNA.
"Saya menyatakan ketidakpuasan saya yang kuat dan dengan tegas menolak sikap tidak adil dan penuh prasangka sekretaris jenderal PBB yang mempermasalahkan pelaksanaan hak Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) yang adil untuk membela diri," katanya.
Guterres, Kamis (31/10) mengutuk keras peluncuran rudal balistik jarak jauh Korea Utara, dengan mengatakan bahwa aktivitas rudal Pyongyang yang berulang itu merupakan "pelanggaran yang jelas" terhadap resolusi Dewan Keamanan.
"Dia (Guterres) secara konsisten menyerukan de-eskalasi, implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan yang relevan, lingkungan yang kondusif untuk dialog, dan dimulainya kembali perundingan," kata seorang juru bicara PBB.
Menanggapi kecaman tersebut, Kim mengatakan Sekjen PBB "tidak boleh kehilangan netralitas dalam memenuhi tugas pentingnya."
"DPRK tidak akan pernah menoleransi segala upaya mengancam lingkungan keamanan negara," katanya menambahkan.
Kementerian Luar Negeri Korut juga mengecam Amerika Serikat dan negara-negara lain karena menggelarpertemuan Dewan Keamanan PBB pekan depan untuk membahas peluncuran rudal balistik Pyongyangtersebut.
"Kami akan lebih meningkatkan upaya praktis untuk menahan ancaman militer dari pasukan musuh dan menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan," katanya.
Rezim Korut, Jumat (1/11), menyatakan bahwa pihaknya telah menembakkan "versi pamungkas" dari rudal balistik antarbenua (ICBM), Hwasongpho-19.
Sebagai tanggapan, Seoul menjatuhkan sanksi kepada empat entitas Korut dan 11 orang, termasuk seorang diplomat yang berbasis di China, Choe Chol-min, atas perannya dalam pengadaan komponen rudal balistik dan barang-barang lain yang memiliki fungsi ganda.
Pada hari yang sama, Korea Selatan dan AS juga mengadakan pelatihan serangan pesawat nirawak bersama untuk pertama kalinya.
- Baca Juga: Badai Beku Arktik Hantam Eropa
- Baca Juga: Unicef: Kesejahteraan Anak Terancam akibat Perubahan Iklim
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Lima Remaja Diamankan Polisi Saat Hendak Tawuran di Jakarta Barat
- Ini Peringkat 30 Eksportir Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 3 dari Belakang
- Memiliki Ide Memajukan Jakarta, Rujaks Deklarasi Dukung Ridwan Kamil – Suswono
- Terus Bertambah, Daop 7 Catat 13.489 Tiket Terpesan di Libur Natal dan Tahun Baru 2025
- Hidupkan Pasar Properti, Guangzhou di China Akan Pangkas Pajak Penjualan Rumah Berukuran Besar