Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Menlu AS Kunjungi Korsel

Korea Utara Kembali Tembakkan Misil Balistik

Foto : AFP/Ahn Young-joon

Menlu AS di Seoul l Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken (kiri), berjabat tangan dengan Menlu Korsel, Cho Tae-yul, saat keduanya bertemu di kantor Kementerian Luar Negeri Korsel di Seoul pada Senin (18/3). Menlu AS berada di Korsel untuk menghadiri KTT Demokrasi.  

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Utara (Korut) kembali melancarkan provokasi dengan menembakkan beberapa misil balistik jarak pendek pada Senin (18/3). Menurut para analis provokasi Korut itu dilancarkan sebagai langkah yang diperhitungkan untuk menarik perhatian ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengunjungi Korea Selatan (Korsel) untuk melakukan perundingan.

Blinken berada di Korsel untuk menghadiri KTT Demokrasi ketiga dan bertemu Presiden Yoon Suk-yeol di Seoul pada Senin pagi. Ia juga bertemu dengan rekannya dari Korsel di sela-sela acara tersebut, karena diskusi yang saat ini kemungkinan besar akan didominasi oleh upaya sekutu untuk melawan ancaman dari Korut.

Militer Seoul mengatakan pihaknya telah mendeteksi peluncuran beberapa misil balistik jarak pendek pada Senin pagi, yang terbang sekitar 300 kilometer sebelum jatuh ke Laut Timur (Laut Jepang).

Uji coba misil balistik yang dilakukan pada Senin adalah yang kedua kalinya yang dilakukan Korut pada tahun ini, setelah Pyongyang meluncurkan misil yang dilengkapi hulu ledak hipersonik yang dapat bermanuver pada 14 Januari lalu.

"Kami terus berbagi informasi relevan dengan AS dan Jepang dan menjaga kesiapan maksimal," ucap Kepala Staf Gabungan (JCS) merespons penembakan misil oleh Korut itu.

Setelah bertemu dengan Presiden Yoon, Blinken juga mengecam peluncuran misil balistik oleh Korut dan menegaskan kembali komitmen kuat AS terhadap keamanan Korsel, kata juru bicara Kemlu AS, Matthew Miller.

Sementara juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan Korut telah menembakkan tiga misil balistik jarak pendek, yang mendarat di luar ZEE negaranya namun tidak menimbulkan kerusakan apapun.

Washington DC dan Seoul pada pekan lalu baru saja menyelesaikan salah satu latihan militer gabungan tahunan yang besar, Freedom Shield, yang memicu reaksi amarah dan ditanggapi latihan tembak-menembak oleh Pyongyang yang sebelumnya mengecam semua latihan tersebut sebagai latihan untuk invasi.

Pyongyang bulan ini memperingatkan bahwa Seoul dan Washington DC akan membayar harga yang mahal atas latihan tersebut, dan kemudian mengumumkan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah memberi arahan ke unit artileri yang dikatakan mampu menyerang ibu kota Korsel, untuk siaga perang.

Menambah Motivasi

Blinken mendarat di Korsel pada Minggu (17/3) sore menjelang pertemuan puncak demokrasi, yang berlangsung dari 18 hingga 20 Maret dan akan mempertemukan pejabat pemerintah, LSM, dan anggota masyarakat sipil.

Seoul adalah salah satu sekutu regional utama Washington DC, dan AS telah menempatkan sekitar 27.000 tentaranya di Korsel untuk membantu melindungi negara tersebut dari Korut.

Sepanjang tahun ini, Pyongyang telah menyatakan Korsel sebagai musuh utama, membuang lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi dan upaya diplomasi, dan mengancam akan melancarkan perang jika terjadi pelanggaran teritorial.

Selama di Seoul, Menlu Blinken juga bertemu dengan Menlu Korsel, Cho Tae-yul, untuk berdiskusi mengenai peningkatan aliansi, seiring upaya Washington DC dan Seoul bagi meningkatkan apa yang disebut pencegahan yang diperluas terhadap Korut.

"Korut biasanya melancarkan peluncuran misil sebagai balas dendam setelah latihan gabungan AS-Korsel," kata analis bernama Han Kwon-hee dari Asosiasi Studi Industri Pertahanan Korea.

"Kehadiran Menlu Blinken hanya menambah motivasi mereka (untuk melakukan provokasi) karena berarti lebih banyak perhatian dari Washington DC dan menambah tekanan pada tuan rumah Seoul," imbuh dia.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top