Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Keuangan

Korbankan Pertumbuhan, Otoritas Moneter Prioritaskan Penanganan Inflasi

Foto : GLYN KIRK / AFP

Guberur Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde

A   A   A   Pengaturan Font

SINTRA - Para Kepala Bank Sentral Global menyatakan upaya menurunkan inflasi yang tinggi di seluruh dunia akan menyakitkan karena dapat menghancurkan pertumbuhan. Namun demikian, kebijakan itu harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah pertumbuhan harga yang cepat mengakar.

Inflasi menembus level tertinggi selama beberapa dekade di seluruh dunia karena melonjaknya harga energi, kemacetan rantai pasokan pascapandemi, dan dalam beberapa kasus pasar tenaga kerja yang sangat panas mendorong berbagai kenaikan biaya dan memicu spiral harga-upah yang sulit diatasi.

"Prosesnya sangat mungkin melibatkan beberapa rasa sakit, tetapi rasa sakit terburuk adalah karena gagal mengatasi inflasi yang tinggi ini dan membiarkannya menjadi persisten," kata Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve, Jerome Powell, pada konferensi tahunan Bank Sentral Eropa (ECB) di Sintra, Portugal.

Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), Christine Lagarde, mengatakan inflasi yang rendah di era prapandemi tidak akan kembali dan bahwa ECB, yang terus-menerus meremehkan pertumbuhan harga, harus bertindak sekarang karena pertumbuhan harga kemungkinan akan tetap di atas target 2,0 persen untuk tahun-tahun mendatang.

Rekayasa pengetatan kebijakan untuk menghindari resesi di AS, kata Powell, tentu dimungkinkan, namun jalurnya sempit dan tidak ada jaminan keberhasilan.

"Apakah ada risiko bahwa kita akan melangkah terlalu jauh? Tentu ada risiko, tetapi saya tidak setuju bahwa itu adalah risiko terbesar bagi perekonomian," katanya seperti dikutip Antara dari Reuters.

"Kesalahan yang lebih besar untuk dibuat, katakanlah seperti itu, adalah gagal memulihkan stabilitas harga," katanya.

Sementara itu, Manajer Umum di Bank for International Settlements, kelompok yang memayungi bank sentral, mengatakan para pembuat kebijakan telah mengambil langkah pertama yang bermasalah. Sekarang tugas mereka adalah memperketat kebijakan karena risiko meningkat.

"Mereka harus mencoba untuk mencegah transisi penuh dari lingkungan inflasi rendah ke lingkungan inflasi tinggi di mana inflasi tinggi ini mengakar," kata Carstens pada pertemuan ECB. "Anda harus mencegah lingkaran setan ini muncul," katanya.

ECB telah mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada Juli dan September, sementara The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase pada Juni dan dapat memilih langkah serupa pada Juli.

Bank sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen bulan ini yang merupakan langkah kelima berturut-turut dan mengatakan akan bertindak "lebih kuat" di masa depan jika melihat persistensi inflasi yang lebih besar.

"Akan ada keadaan di mana kita harus berbuat lebih banyak," kata Gubernur BoE Andrew Bailey dalam konferensi tersebut.

"Kami belum sampai di sana dalam hal pertemuan berikutnya. Kami masih sebulan lagi, tapi itu dipertimbangkan. Tapi Anda tidak boleh menganggap itu satu-satunya hal yang dipertimbangkan," katanya, merujuk pada kenaikan 25 basis poin lainnya.

Namun, Bailey juga memperingatkan bahwa ekonomi Inggris saat ini jelas berada pada titik balik dan mulai melambat.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top